Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lebih baik kita berangkat segera. Kita segera berdayung, jangan-jangan dewi laut nanti mengganggu kita. Seranawakakoypun segera memerintahkan kawan-kawannya untuk segera meninggalkan tempat. Perahu segera ditolak ketengah. Tiba-tiba dikejutkan teriakan Ambinui dari darat katanya : ”Seranawakakoy, tunggu dulu aku belum naik.”

Ambinui hampir saja pingsan setelah melihat bahwa di dalam perahu tersebut ada seorang perempuan mirip dia. Ambinui segera menyambung pembicaraannya. ”Aku istrimu Seranawakakoy, jangan aku kau tinggal pergi, aku istrimu yang syah. Orang itu bukan istrimu, ia adalah Dewi laut yang mengganggu perjalanan kita. Kemari jangan aku kau tinggalkan sendirian disini”. Seranawakakoy bertambah bingung tidak tahu siapa dan mana istri yang sebenarnya. Seranawakakoy memerintahkan agar perahunya ditepikan tetapi putri didalam perahu tersebut berkata : ”Seranawakakoy dan kawan-kawan, saya akan binasa bila kita kepantai, ia adalah dewi laut raja tanah pulau ini. Tinggalkan dia kalau kita akan selamat. Akulah Ambinui istrimu, Kita segera meninggalkan tempat ini.”

Perahu kemudian dikayuh, Ambinui menangis dan berteriak mamanggil Seranawakakoy dan kawan-kawannya agar kembali mengambilnya. Tetapi perahu tetap dikayuh bahkan lebih cepat mengayuhnya karena merasa takut. Ambinui tidak putus asa ia terus berjalan dengan susah payah menyusur pantai mengikuti perahu Seranawakakoy. Seranawakakoy menjadi kacau pikirannya demikian juga kawan-kawan yang lain. Tetapi wanita yang ada dalam perahu tersebut menghibur Seranawakakoy agar tetap senang dan tidak perlu memikirkan wanita menangis yang sedang mengikuti dari arah pantai. Ambinui berdoa kepada dewa-dewa dilangit agar dapat menolong penderitaannya. Tiba-tiba perahu yang sedang ditumpangi. Seranawakakoy dihantam gelombang yang cukup keras sehingga semang sebelah patah, serta perahu akan terbalik. Setelah sampai didarat, tiba-tiba Ambinui muncul, ia berkata sambil menangis serta kelihatan sangat letih. Ambinui menyanyikan sebuah lagu sebagai berikut :

Mincapa musayono
Mundapa musayo wanangko murani
Biatone.
 Mundapa musayono

 Mundapa musayo depi sayato nautone

17