Wonti akhirnya menjadi kampung yang kuat, aman dan tentram serta mereka sangat yakin bahwa segala musuh yang datang akan dapat ditundukkan dengan mudah. Untuk mencoba dari hasil latihan tersebut Seranawakakoy mengumpulkan beberapa orang-orang tua dan segenap pemuda di kampungnya untuk mengadakan peperangan dengan kampung Waren. Maksud peperangan adalah untuk menjadikan kampung Waren sebagai kampung percobaan guna mengetahui sejauh mana kekuatan penduduk kampung Wonti dimasa itu. Kesempatan untuk berperang melawan kampung Waren disetujui oleh seluruh kaum muda dan orang tua. Dibawah pimpinan Mansayori dan Seranawakakoy kampung Wonti menyerang kampung Waren. Keberhasilan Seranawakakoy menyebabkan ia disegani oleh seluruh kampung. Seranawakakoy diangkat menjadi kepala perang menggantikan kedudukan ayahnya, karena ayahnya sudah tua. Seranawakakoy kemudian menyatukan kampung Waren dengan kampung Wonti sebagai kampung yang bersahabat. Orang-orang yang tidak mau tunduk kepada Seranawakakoy melarikan diri mencari perlindungan yang dianggap aman. Akhirnya kedua kampung tersebut saling bersahabat dan saling tukar-menukar anak perempuan mereka sebagai tanda untuk mempererat tali persaudaraan.
Mereka tidak lagi saling mendendam, serta Seranawakakoy kemudian tinggal di daerah kampung Waren. Setelah beberapa lama Seranawakakoy tinggal di Waren Seranawakakoy mengumpulkan pemuda-pemuda daerah Wonti dan Waren untuk diajak berlayar mengarungi lautan dan menuju salah satu pulau yang sekarang disebut pulau Yapen. Maksud Seranawakakoy tersebut banyak mendapat tantangan dari kaum tua-tua karena tempat tersebut sangat jauh serta memakan waktu berhari-hari, belum lagi rintangan-rintangan lain yang mungkin sangat membahayakan bagi dirinya. Seranawakakoy tetap bersikeras untuk mewujudkan cita-citanya mengarungi lautan. Ia akan mengikutkan istrinya Ambinui yang sangat dicintai. Mansayori melarang kepergian anaknya apalagi Ambinui dalam keadaan hamil tua. Larangan inipun tidak dihiraukan oleh Seranawakakoy mengambil 4 orang-orang kuat dari kampung Wonti dan Waren. Seranawakakoy yakin bahwa akan mendapat rintangan yang cukup banyak ditengah jalan. Oleh karena itu persiapan untuk berangkatpun harus sematang mungkin. Mereka membuat perahu besar ang diperkirakan dapat memuat 6 orang dan sanggup untuk
15