Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

4. CERITERA MENGENAI EMEM DAN ULAT SAGU.

( Terjadinya kapak batu)


Disuatu tempat hiduplah tiga orang bersaudara; Emem, Tepet dan Karapsi. Mereka ini merencanakan untuk mengadakan pesta ulat sagu. Tetapi diantara mereka ini ada yang tidak makan ulat sagu. Yang tidak tahu makan ulat sagu itu tidak bersedia kehutan bersama. Tetapi ia didesak, hingga terpaksa ia ikut berangkat. Setelah mereka berada dihutan, mereka itu bertengkar. Yang tidak tahu makan ulat sagu adalah Karapsi. Tetapi entah apa alasannya, Karapsi yang tidak tahu makan ulat sagu bersatu dengan Emem dan melawan. Tepet. Kemudian Tepet dipukul hingga berdarah.

Karena itu, Tepet langsung pulang sendiri kerumah. Setelah sampai di rumah, ia mengambil sagu dan menyediakan bekalnya, kemudian pergi kelaut hendak menangkap ikan. Ia mengambil jim 1) dan pergi. Sementara itu, orang di ujung kampung yang dilaluinya bertanya, karena ia pergi. Tetapi ia tidak menjawab mereka dan bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia berjalan terus ke sungai dan menuju kelaut. Sungai yang diikutinya itu bernama Yokapan. Setelah ia berada jauh dari kampung, ia meletakkan perahu; dayung dan jaring, kemudian ia berjalan kaki. Sementara itu, suaminya ikut dia dari belakang. Ia mengikuti jejak isterinya, sambil menangis dan berteriak. Tetapi isterinya yang mendengar itu tidak menyahut dan berjalan terus bertambah cepat. Dan akhirnya ia sampai dibawah sebuah pohon yang amat besar. Pohon itu ada lobangnya dan didalam lobang itu terdapat dua wanita. Tepet meminta bantuan kepada dua wanita itu untuk menyembunyikan dirinya. Iapun diterima dan naik melalui lobang itu. Ketika suaminya tiba ditempat itu juga dan bertanya, maka dua wanita itu bertanya: ”Apa yang kau sedang cari? ia menjawab : saya sedang mencari isteri saya yang hilang, dan saya kira ia ada disini.” Mereka menjawab : Ia tidak ada disini, Pergi saja ketempat lain. ”Suaminya, akhirnya pulang kekampungnya sambil menangis.

Setelah berada disitu beberapa hari, Tepet berangkat mencari suatu tempat tinggal baginya. Dan akhirnya sampailah ia disuatu tempat yang dipimpin oleh seorang bernama Biwirpitsj. Ia segera dihantar oleh penduduk kerumah Biwirpitsj. Kebetulan disitu ada seorang pemuda anak Biwirpitsj sendiri. Wanita itu dicalon--

12