Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

supaya roh jahat itu jangan mengganggu ketentraman didalam kampung. Roh itu datang sebab orang tidak memberikan sagu kepadanya. Pagi-pagi benar, sebelum orang bangun dan pergi kehutan untuk mencari sagu, anak piatu itu mendahuluinya dan dekat dusun sagu ia panjat diatas sebuah pohon beringin.
Ia memperhatikan semua orang yang berada didusun yang sedang mencari sagu itu. Ketika hari sudah hampir petang, ia turun dari atas pohon itu dan memakai bajunya, kemudian berjalan menuju orang-orang yang sedang menokok sagu. Pada waktu ia tiba ditempat, orang sedang sibuk mengisi sagu didalam noken. Setelah sagu diisi dan mulai berjalan, tiba-tiba muncul suatu benda hidup yang aneh yang bergerak menuju mereka. Mereka sangat ketakutan dan bahkan tidak dapat mengeluarkan sepata kata. Mereka lari tunggang langgang sambil menjatuhkan noken-noken sagu dibelakangnya. Sagu itu dipungut oleh anak yatim piatu itu dan dibawanya pulang kerumah. Dengan cara demikian, ia memperoleh nafkahnya. Ia berkeliling dari kampung yang satu kekampung yang lain untuk menakutkan orang dan mencari makanan. Ia berkeliling bahkan sampai disungai Momats dekat perbatasan dengan daenih-Mimika disebelah barat Asmat.

Pada suatu hari, beberapa orang bersembunyi dekat dusun sagu sedang para wanita mengumpulkan sagu. Ketika ia mulai muncul, mereka menangkap dia dan dibawah kerumah. Tetapi ketika mereka mendekati kampung, tiba-tiba ia menghilang dan tidak pernah kelihatan lagi, hingga kini. Mulai saat itu tersiarlah berita bahwa ada roh jahat yang dapat mengganggu orang sementara orang sedang mencari makananan di dusun.

Untuk memperingati dan memberanikan serta mendewasakan anak, maka sampai sekarang ini, biasanya diadakan pesta yang·disebut pesta setim atau pesta r oh , yang dalam bahasa Asmat disebut manimar atau bunbar pokmbui.

======

5