Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

2. ASAL MULA PESTA ROH


Disebuah kampung hiduplah seorang anak yatim piatu. Ia selalu dimarahi penduduk dan dijulukinya pencuri, karena sering ia mencuri makanan sekedar mempertahankan hidup. Pada suatu hari, ia diancam dan hendak dibunuh. Ia lari dan bersembunyi dirumah keponakannya. Pada suatu petang, ia duduk sendirian dan berpikir tentang sesuatu yang harus dilakukan untuk menakutkan penduduk kampungnya itu. Pagi-pagi benar ia berangkat kehutan dan memanjat diatas sebuah pohon beringin dan duduk berpikir sejenak. Ia menemukan sebuah akal bahwa ia harus membuat suatu anyaman berbentuk baju, dengan mana ia dapat memakai dan menakutkan penduduk desa itu. Segera ia turun dari pohon dan pergi mengupas kulit kayu yang dalam bahasa Asmat disebut fum. Kulit kayu itu kemudian dibawa pulang kerumah dan mengeringkannya. Pada hari berikutnya ia mulai memintal serat itu menjadi tali. Kemudian hari berikutnya lagi ia membawa bahannya itu ke hutan mencari tempat persembunyiannya untuk menganyam. Tempat persembunyiannya itu di atas pohon beringin. Selama kurang lebih empat hari ia mengerjakan anyaman itu. Setelah selesai dianyam, ia berkata dalam hatinya, sekarang saya dapat membalas dendamku kepada orang-orang di kampung ini. Ia bekerja dan hidup sendirian tanpa bantuan dari manusia. Ia dibantu oleh roh yang hidup diatas pohon beringin itu.

Pakaian itu dianyam menurut ukuran tubuhnya; termasuk lengan dan juga ukuran kaki. Pada hari terakhir, yaitu hari kelima mengerjakan lubang untuk mata dan hidung. Setelah setan itu selesai dikerjakannya, ia mulai memakainya. Ia sendiri merasa aneh waktu dipakainya baju itu. Ketika hari sudah mulai gelap, ia memakai baju itu dan perlahan-lahan berjalan kekampung dan memasuki rumah laki-laki. Semua orang didalam rumah laki-laki itu menjadi kacau dan segera lari masing-masing mencari jalan pulang kerumahnya.

Pada waktu itu orang dikampung sedang kehabisan sagu. Panglima perang mengumumkan, supaya setiap orang memberikan sagu kepada benda hidup yang aneh yang membubarkan semua laki-laki dari rumah laki-laki itu. Pada malam itu juga orang memutuskan bahwa hari berikutnya orang harus pergi mencari sagu,

4