Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1. CERITERA ASAL MULA PERAHU


Dua orang pertama yang mengerjakan perahu pertama adalah Yipir dan Asparat. Perahu itu dikerjakan di dua tempat yang berIainan yaitu Damuk dan Bus. Setelah mereka mengerjakan perahu itu, mereka lalu memasukkannya kedalam sebuah pondok yang telah disiapkannya. Setelah perahu dimasukkan kedalam pondok itu, mereka memagarinya dengan daun-daun sagu, agar tidak terlihat dari luar. Setelah itu mereka mulai menyanyi dan menari sampai petang. Pada hari berikutnya, mereka meresmikan perahu itu dengan memakai tongkat dan memukul-mukul batang perahu itu. Setelah peresmian, mereka menuju kerumah laki-laki untuk makan sagu dan ulat sagu. Selesai makan, mereka pergi kepondok untuk mencat dan mengukir beberapa bagian lagi, sebab peresmian itu belum berarti mereka boleh memakai perahu itu. Pekerjaan terakhir ialah membakar dan mencat perahu. Selesai diberi warna putih, mereka menggosok kapur warna merah melintang pada badan perahu. Setelah itu, perahu dibalik dengan dasarnya menghadap kelangit supaya mendapat sinar matahari yang cukup untuk kering dan ringan, bila dipakai.

Pada hari berikutnya Yipir dan Asparat pergi kehutan untuk menebang sagu untuk ulat sagu sebagai bahan untuk pesta perahu. Selama dua bulan mereka berusaha mempersiapkan semuanya untuk pesta perahu itu.

Sementara itu, setiap hari mereka menjaga perahu, menyanyi dan merencanakan pesta yang sebaik-baiknya. Mereka juga menokok sagu untuk pesta itu. Setelah selesai menokok sagu, mereka mulai mengadakan pesta perahu pada malam harinya. Pada hari berikutnya, mereka kedusun sagu dan mengambil ulat sagu. Malam hari itu juga mereka menabu tifa dan mulai menari, sampai hari berikutnya. Pada malam hari itu juga pondok tempat penyimpanan perahu itu dibongkar, dan pada petang harinya mereka mendorong perahu itu ke air, sungai Asewets. Setelah perahu itu berada diatas air, mereka itu masuk kembali kedalam rumahnya. Pada hari berikutnya, mereka membawa ulat sagu kedalam perahu. Setelah itu mereka mulai menari-nari didalam perahu itu, sampai perahu itu hampir tenggelam.

Kemudian mereka berperahu menuju sungai Jet. Sampai ditepi sungai Jet, mereka naik kedarat dan mengerjakan pondok untuk beristirahat. Karena mereka telah capai, merekapunberbaring-ba-

1