Halaman:Brosur Lagu Kebangsaan - Indonesia Raya.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

31

mampu merangsang semangat perjuangan bangsa. Mereka dapat pula menerima alasan Soepratman mengapa INDONESIA RAYA diberi tambahan kalimat ”Lagoe Kebangsaan Indonesia”.

Menjelang diselenggarakannya Kongres Pemuda ke II di Jakarta, Soepratman menemui Soegondo Djojopoespito selaku Ketua Perhimpunan Pelajar-Pelajar lndonesia. Ia minta untuk diperkenankan memperdengarkan INOONESIA RAYA dalam acara penutupan Kongres Pemuda ke II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Club (perkumpulan lndonesia), Kramat 106, Jakarta. Setelah Soegondo Djojopoespito dan rekan-rekannya merundingkan permintaan Soepratman itu, mereka pada prinsipnya dapat menyetujui untuk memperdengarkan INDONESIA RAYA dalam acara penutupan kongres. Akan tetapi mereka menghadapi kesulitan dengan pihak kolonial yang dengan ketatnya terus mengawasi kongres.

Apabila INDONESIA RAYA diperdengarkan dengan menyanyikan ketiga bait syairnya, sudah pasti polisi kolonial akan melarangnya dan akan mengacaukan kongres. Oleh karenanya sebagai jalan keluar, diputuskan INDONESIA RAYA tetap akan diperdengarkan dalam acara penutupan kongres, hanya saja tanpa menyanyikan syairnya. Soepratman dapat memahami, dan bersedia untuk secara pribadi memperdengarkan INDONESIA RAYA dengan biola yang digeseknya sendiri.

Maka pada tanggal 28 Oktober 1928, jam 23.00 sesaat setelah acara mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda, tampil Soepratman di hadapan para peserta kongres. Suasana jadi hening ketika irama gesekan biola mengalunkan INDONESIA RAYA. Para peserta terpukau sejenak dalam keharuan. Dan suara hening itu mendadak dipecahkan gegap-gempita tepuk tangan dan sorak-sorai segenap hadirin. Seolah-oleh hendak meledaklah dada para patriot kita waktu itu karena irama INDONESIA RAYA yang bagaikan irama sakti dan fatwa