Halaman:Brosur Lagu Kebangsaan - Indonesia Raya.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

10

menempatkan orang-orang dari lain suku ke tempat yang mereka tidak kenal orang-orangnya, hingga kalau ada huru-hara tentara Belanda mudah bertindak terhadap orang-orang yang belum begitu dikenal, walaupun sesama bangsa. Politik Belanda berpijak kepada kenyataan di mana rasa kesukuan masih tebal, yang terkenal dengan politik “divide at impera”, pecah belah dan kuasailah!

Maka Eldik pun yang lama hidup di kalangan suasana Jawa, mengalami pemindahan dari Bandung ke Makasar (sekarang Ujung Pandang), Nopember 1914. Di Eropa sudah pecah Perang Dunia I, 3 bulan. Kepindahan dari Bandung lewat Surabaya itu dalam bulan November 1914. Tapi sebagai diketahui Nederland tidak ikut dalam perang dengan mengambil sikap netral. Maka kepindahan itu berlangsung dalam keadaan tenang. Dan perjalanan dari Surabaya ke Makasar dilakukan dengan naik kapal VAN DER WIJK, hingga keluarga yang mengarungi lautan itu dapat mengalami perobahan suasana dari gunung dan ngarai serta sawah–ladang, ke alam di mana hanya air laut yang biru membentang luas. Soepratman nampak agak pucat oleh goncangan-goncangan ombak.

Ia di Makasar jauh dari ayah dan kakak-kakak lainnya yang tinggal di Jawa. Tapi ada suatu imbangan bagi kekurangan hubungan dengan anggota keluarga lainnya ini, yaitu ia mengenal lain-lain daerah dari tanah air Indonesia. Ia sedih karena berpisah ini. Tapi perpisahan ini kemudian akan ia petik, yang ia sendiri tentunya tidak menyadarinya kelak.

Di Makasar Soepratman sering melihat bioskop yang waktu itu masih “bisu”, belum terdapat film di mana pemain-pemainnya berbicara, melainkan hanya gerak-gerak saja. Walaupun film bisu, ada juga musik yang mengiringi sebagai periang. Musik ini menarik perhatian anak belasan tahun seperti Soepratman.