Halaman:Brosur Lagu Kebangsaan - Indonesia Raya.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

8

kataan Wage adalah perkataaan yang kita dapati pada hari-hari di kalangan suku Jawa, yang menunjukkan tanda pasaran. Jadi kalau suatu hari itu jatuh Senen, masih ditambah Wage (atau Kliwon, Legi, Paing, Pon). Ini mempermudah bagi orang Jawa ketika itu guna mengurangi kemelesetan waktu yang dimaksud. Sekarang orang dalam menentukan hari di gandeng dengan tanggal, yang dalam prinsipnya sama: mengurangi kemelesetan ketentuan waktu.

Maka pada Soepratman dilekatkan hari pasaran Wage, karena hari lahir nya Senen Wage. Adapun tambahan “Rudolf” ia terima dari kakak iparnya W.M. van Eldik, keturunan Belanda. Sebabnya ialah karena Soepratman mau dimasukkan sekolah Belanda. Di zaman Belanda memang ada perbedaan penerimaan masuk sekolah, dan jenis sekolahpun berbagai macam. Ada sekolah yang hanya untuk anak Beianda saja. Ada juga yang hanya untuk Tionghoa. Ada yang hanya untuk anak Indonesia (pribumi). Dan untuk anak Indonesia sajapun masih ada perbedaan-perbedaan. Di samping itu masih diberi peluang juga, di mana anak Indonesia ataupun Tionghoa boleh masuk sekolah Belanda sebagai kekecualian dengan beberapa persyaratan. Misalnya ia harus seorang anak priyayi yang berpangkat Wedana ke atas, kaya, dsb. Anak desa yang cerdas sekalipun, tidak akan bisa masuk sekolah yang diperuntukkan anak Belanda. Oleh karena itu waktu itu dirasa perlu dicantumkan nama “Rudolf” yang berbau Belanda.

Tempat kelahiran Soepratman ialah Jatinegara yang di masa Belanda dinamakan Meester Cornelis, seperti Gambir dinamakan Weltevreden dan Jakarta Kota disebut Oud Batavia (Betawi Lama). Ketiga-tiganya adalah Jakarta (Raya), yang jauh lebih kecil dari pada Jakarta sekarang yang diperluaskan dan begitu ramai. Soepratman adalah anak Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang sersan pelatih tentara Belanda KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger