— 51 —
Beng, semoeanja pada makan minoem dengen senang sadari djam anem, dan itoe makanan dan minoeman, sebagimana soeda didjandjiken, telah disediaken oleh tikoan. Orang tentoe merasa heran, mengapa saorang pertapahan jang seperti Tjeng Sian, makan-minoem seperti orang biasa. Tapi kaloe orang menginget bahoea ia ada satoe perampok jang tida segan menoempahken darah manoesia, lantes orang tida aken merasa heran lagi sama hal itoe.
Baroe sadja tongtong mengasi tanda djam sapoeloeh, Tjeng Sian Hweeshio bersama doea sadereknja lantes moelai berdjalan meronda di sapoeternja itoe kantoor tikoan dengen berpisahan dan masing-masing mendjaga di soeatoe wates jang telah ditetepken, dan kasi denger pertandahan, djika salah satoe fihak mendapet liat bahaja apa-apa tapi ternjata pada malem pertama, teroes sampe pagi tida ada terdjadi apa-apa.
Di pagi jang berikoetnja Tjeng Sian minta bitjara pada tikoan, dan ia kasi voorstel bahoea itoe soerat salebaran boeat mengoendang orang-orang terpladjar pada harian Toanyang, lebih baek dilakoeken pada doea hari kamoedian, djika doea malem lagi, tida ada terdjadi apa-apa, baroelah itoe soerat disalebarken, dan mengirim djoega soerat-soerat oendangan speciaal pada orang-orang terpladjar dalem ini district, teroetama marika jang ditjoerigaken. Salaennja itoe, Tjeng Sian berdjandji boeat menjelidikin nama-namanja itoe orang-orang jang menjoerigaken, dan kamoedian ia aken kasi taoe pada tikoan. Itoe tikoan bangpak menoeroetin sadja segala voorstelnja Tjeng Sian.
Di maleman jang kadoea, sebagimana biasa, di kantoornja tikoan dibikin pendjagahanj tapi ternjata sampe pagi tida ada terdjadi hal apa-apa jang loear biasa. Tjeng Sian dan doea sadereknja moelai men-