Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

19

Lahirnya pembaharuan Islam yang dipelopori Kiai Haji Ahmad Dahlan membuka wawasan baru dan memberikan pengetahuan yang lebih luas lagi terhadap generasi muda pada zamannya. Kiai Haji Ahmad Dahlan dengan organisasi Muhammadiyah telah membawa pembaharuan pemikiran umat Islamyang selama ini masih tabu terhadap pengetahuan berasal dari orang-orang Barat. Kiai Haji Ahmad Dahlan menyiapkan generasi angkatan mudanya, khususnya wanita juga mau mengembangkan pembaharuan pikirannya. Karena itu Siti Munjiah diharapkan belajar agama di Madrasah Muslimat Muhammadiyah, sedang tiga orang lainnya yaitu Siti Umniah (ibunya Muhammad Darban), Siti Bariyah dan Siti Badilah Zuber diminta Kiai Haji Ahmad Dahlan untuk masuk ke sekolah umum, yaitu masuk HIS sekolah-sekolah Belanda. Dengan mernperoleh pengetahuan yang bersifat umum dan memperdalam ajaran agama Islam, maka apa yang diperoleh secara bersamaan dipindahkan untuk menggerakkan dan mengernbangkan Muhammadiyah khususnya bagian wanitanya.

Siti Munjiah berperawakan gemuk, agak tinggi, mukanya bundar, sedang kulitnya hitam manis. Dia suka senyum, bicaranya terus terang tetapi tuntas. Wataknya keras, kuat dalam memegang diri sebagai seorang muslimah. Siti Munjiah orang yang sederhana. Pada umumnya wanita ·itu suka memakai perhiasan kalung, gelang, cincin, tetapi Siti Munjiah tidak mau memakai perhiasan seperti kebanyakan wanita yang lain. Emas dan intan tak pernah dipakai tetapi disirnpan dalam bentuk uang. Prinsip disiplin dipegang teguh dan orangnya rajin. Apabila Siti Munjiah memirnpin rapat ia bersikap tegas, tepat bicaranya dan kritis. Siti Munjiah mernilih keterampilan khusus membaca Al Qur'an. Suaranya nyaring, demikian juga tajuitnya bagus. Dia banyak hafal ayat-ayat Al Qur'an.

Setelah dewasa Siti Munjiah menikah dengan Kiai Haji Ghozali dari Kauman. Perkawinannya kurang serasi, sehingga baru beberapa bulan terpaksa bercerai. Sejak hidup menjanda itu Siti Munjiah aktif mengisi waktunya untuk kepentingan organisasi Aisyiyah. Waktu itu Siti Munjiah masih satu rumah