Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/189

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

181

dan menelan, tapi terbang itulah yang paling cakap. Kedua-duanya ini niscaya tidak akan menjadi cela diantara satu sama lain.

Teranglah sudah, bahwa beban kuwajiban orang perempuan menanggung keselamatan hidup bersama, itu berat dan sekiranya tanggungan ini ditambah pula, maka bukankah ini namanya menganiaya dan merendahkan diri sendirinya? Fikirlah dengan sungguh-sungguh.

Seorang sastrawan berkata : orang perempuan itu mendjadi bunganya Dunia. Bunga yang pelik lagi permai seharusnya ditaruk pada vaas tempat yang indah dan ada di atas meja yang baik lagi mengkilap; bukan patutnya bunga yang demikian itu ditaruk pada tempat sembarangan. Walaupun buqet yang elok pun tidak akan berharga bunga itu.

Adapun kuwajiban orang perempuan dan lelaki akan menuntut ilmu pengetahuan dan mengerjakan (amal) kebajikan sajalah haknya tidak sepatahpun dikurangkan akan haknya, terlebih pula dalam arti melakukan agamanya.

Kepada nyonya-nyonya dan tuan-tuan yang belum mengerti akan seluk-beluknya agama kita Islam ada yang bertanya demikian : Apakah sebabnya Islam mengadakan peraturan bermadu, dan thalaq itu ada di atas kekuasaannya orang lelaki? Bukankah ini ada suatu jalan perendahan bagi kaum perempuan?

Kalau ada orang yang bertanya demikian, maka kamipun timbul pertanyaan kepadanya : Adakah kebajukan dan kehargaan bagi perempuan yang dibuat permainan, tertimbang dengan perempuan itu dikawinnya?

Saudara-saudara,

Mudah-mudahan dalam pembicaraan saya ini tidak salah terima, bukan sama sekali saya bermaksud menggerakkan permaduan dan tidak pula mengancuri pikiran kaum lelaki bermadu; fihak perempuan dengan suka ridla menerima permaduan ini. Pertanyaan itu karena timbul dari beberapa dakwa-dakwa yang tidak sebenarnya kepada agama kita Islam, dikatakan bahwa Islam merendahkan derajat perempuan sebab