Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/137

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

129

Di Yogyakarta Tuti mengajar selama 4 tahun, kemudian oleh pemerintah Belanda dipindahkan ke Probolinggo, Jawa Timur. Kepindahannya ke Probolinggo itu membawa hikmah tersendiri bagi Tuti Ismudiati karena Tuhan telah mempertemukan jodohnya di kota tersebut . Di Probolinggo, rumah pondokan Tuti berdekatan dengan rumah dokter Marjono, orang tua Abdul Rakhman Saleh. Sebagai tetangga Tuti dan Abdul Rakhman sering bertemu sehingga kemudian timbul niat Abdul Rakhman (pak Maman atau pak Korbal) untuk mempersunting Tuti Ismudiati. Keinginan hidup berumahtangga itu timbul dari keduanya dan bukan atas kehendak orang tuanya. Berhubung orang tua mereka tergolong orang yang maju, maka niat mereka untuk hidup berumahtangga diserahkan sepenuhnya kepada keduanya. Kedua orang tua memberi restu saja. Maka pada tahun 1933 terlaksanalah pernikahan Tuti Ismudiati dengan Abdul Rakhman Saleh di Wunut , Ngombol, Purwodadi, Purworejo.

Waktu Tuti Ismudiati melaksanakan pernikahannya, Mas Maman atau pak Korbal masih duduk sebagai mahasiswa kedokteran yang sekarang dikenal Universitas Indonesia Jakarta, yaitu Geneeskeendige Hagerschool di Salemba. Abdul Rakhman dapat mengenal Tuti ketika ia berkunjung ke orang tuanya di Probolinggo. Pertemuan tersebut mempererat hubungan batin antara keduanya, yang akhirnya menikah sebagai suami-isteri.

Setelah berumahtangga, tampak jelas keserasian lahir-batin antara suami isteri itu.Sebagai seorang pendidik, rumah tangga Tuti diliputi suasana religius dan saling mempercayai tugas mereka masing-masing. Setelah menyelesaikan studinya, Abdul Rakhman segera mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter pada Angkatan Udara. Ia dikenal seorang yang akrab dengan kawan-kawannya. Teman-teman dekatnya antara lain: dokter Yunus, dokter Taha, dan dokter Sukasa. Suatu kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga Tuti Ismudiati dengan Abdul Rakhman Saleh karena mereka dianugerahi dua orang anak laki-laki yaitu Panji Saleh dan Triawan Saleh. Mereka sekeluarga kemudian tinggal di Jakarta.