Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/106

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

98

Kecuali itu juga dibentuk pengawas "Yayasan Hari Ibu" yang terdiri Nyi Sri Mangunsarkoro, Ny. Aisisyah Bilal, Ny. Sundoro, Ny. Hariati, Ny. Gani Suryokusumo dan Ny. Effendi.

Tujuan "Yayasan Hari Ibu" yaitu mendirikan gedung Persatuan Wanita Indonesia sebagai monumen seperempat abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Gedung tersebut harus didirikan di Yogyakarta, karena Kongres Perempuan Indonesia I di selenggarakan di Yogyakarta 22 Desember 1928.

Untuk mengujudkan berdirinya Gedung Persatuan Wanita itu, Ny. Alfiah Muridan Noto dan Ny. Suwandi selaku bendahara beserta pengurus lainnya bekerja siang malam tanpa mengenal lelah. Usaha-usaha pengumpulan dana bagi pembangunan gedung tersebut berupa gerakan darma bakti kepada seluruh wanita Indonesia sebesar 25 -- 50 sen, melalui organisasi-organisasi dan lurah, camat, gubernur dan kegiatan-kegiatan lain.

Tepat pada peringatan 25 tahun "Hari Ibu", 22 Desember 1953 dilaksanakan perletakan batu pertama gedung yang terletak di Jalan Solo (sekarang Jalan Laksda Adisucipto). Perletakkan batu pertama dilakukan sendiri oleh Ny. Sukonto, ketua Kongres Perempuan Indonesia I.

Ternyata apa yang dilakukan Ny. Alfiah Muridan Noto dan pengurus "Yayasan Hari Ibu" lainnya menjadi kenyataan. Pada 20 Mei 1956 dilakukan peresmian pembukaan Gedung Persatuan Wanita bagian pertama oleh Ny. Maria Ulfah selaku Ketua KOWANI.

Sejak tahun 1953 Ny. Alfiah Muridan Noto keluar dari PERWARI. Setelah itu Ny. Alfiah masuk ke organisasi Muslimat Masyumi sebagai anggota pengurus besar. Sebagai anggota Pengurus Besar Muslimat Masyumi Ny. Alfiah ikut berkampanye untuk memberikan penerangan kepada kaum wanita agar ikut serta mempergunakan hak pilih mereka dalam pemilihan umum tahun 1955. Dalam kampanyenya ditekankan agar para suami memberi izin kepada istri-istrinya untuk pergi ke tempat pemungutan suara.