-5-
„Losoehoe, oleh kerna baroesan bisa bitjara begitoe roepa," kata Lian Eng, „akoerasa tentoe ada mempoenjai ilmoe kapandean silat jang sangat tinggi, apa kiranja soeka memimpin pada kita berampat jang bodo ini?"
Pada sabelonnja itoe nikoh bisa mendjawab The-sie soeda tertawa lebih doeloe sembari berkata: „Ach, anak-anak, kaoe orang ini terlaloe tida bisa merasa poewas, sekali poen soeda mendapat peladjaran dari kaoe orang poenja ajah, toch tida oeroeng masi sadja maoe minta peladjaran jang terlebih tinggi lagi! Tjoema apa kiranja ini losoehoe soeka menerima moerid-moerid jang bodo seperti kaoe orang?"
„Boewat mendjadi goeroenja sietjoe poenja kadoewa poeiri ini," kata itoe nikoh sembari bersenjoem, „itoelah memang ada hal jang akoe soeka sekali, tapi sajang akoe tida bisa berdiam teroes di sini terlaloe lama, hingga tida bisa mengadjar dengen laloewasa."
Lian Eng koetika mendenger itoe omongan merasa sanget girang.
„Biar poen losoehoe tida bisa berdiam teroes di sini, kata ia dengan tjepat, „ akoe rasa toch losoehoe saban-saban bisa dateng meliwat ka sini kota ?"
Itoe nikoh toewa berpikir sabentaran, kamoedian manggoetken kepalanja sembari berkata: „Begitoe poen boleh. Boewat pertama kali pintjeng aken berdiam di sini tiga boelan lamanja goena mengasi peladjaran jang perloe sebagi dasarnja kaoe orang poenja ilmoe kapandean, kamoedian saban bebrapa boelan satoe kali pintjeng aken dateng menilik dan kasiken lagi peladjaran baroe."
Lian Eng dan Lioe Eng merasa girang sekali, begitoe poen Lee Na dan Lee Tjoe, dengen tida banjak bitjara lagi lantas sadja iaorang pada berloetoet di