Halaman:Aspek-aspek arkeologi Indonesia No. 7.pdf/7

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

duduk Anyer (Banten). Isinya : rangka-rangka manusia serta beberapa bekal kubur yang terdiri dari sebuah periuk, yang tingginya 2,92 cm, piring-piring dan sebuah periuk bulat. Di daerah yang sama pada penggalian yang dilakukan oleh Van Heekeren sendiri, ditemukannya pecahan-pecahan tembikar yang rupa-rupanya berasal dari sebuah tempayan kubur (urn ) bersama beberapa fragmen tulang-belulang dan tengkorak.

Rupa-rupanya orang terkemuka dikubur di dalam tempayan besar bersikap terlipat (flexed position) sedangkan orang biasa dikubur di dalam kuburan biasa, karena van Heekeren menemukan kuburan begitu di daerah yang sama juga. Rupa-rupanya tanah di tempat itu mengandung banyak tempayan kubur. Umur yang diperkirakan adalah abad kedua atau ketiga M. (Van Heekeren 1985)7)

Ada juga kuburan tempayan di Sumatra, antara lain di Lesung Batu, Tebing Tinggi, Sumatera Barat Daya. Tempayan-tempayan itu berisi tulang belulang manusia dan di dalam salah satu di antaranya ada sebuah periuk yang dipoles (digosok licin). Hiasan periuk itu terdiri dari meander dan pola duri ikan seperti yang lazim ditemukan pada benda-benda perunggu di Indonesia.

Di Sulawesi ditemukan berbagai tempat kuburan tempayan. Di Sulawesi Tengah, wadah batu yang besar yang bernama ”waruga” terkadang berisi kerangka orang. Di dalam waruga itu ada juga benda-benda tembikar, sedangkan waruga itu biasanya berdiri di dekat arca-arca tinggi. Pernah ditemukan sebuah tempayan tembikar yang tinggi 111 cm ), rupa-rupanya penduduk mempunyai kelaziman melakukan penguburan yang sekunder. Sisa-sisa orang di kubur dulu atau diletakkan pada suatu tempat tertentu sampai tinggal tulangnya saja. Baru kemudian tulang-belulang itu dimasukkan di dalam wadah kubur.

Van Heekeren menunjukkan juga kepada sebuah laporan dari Schröder pada tahun 1912, mengenai tiga buah tempayan tembikar yang terdapat di sebelah barat daya pulau Salayar. Isinya : tulang-belulang manusia yang sudah rusak dan perhiasan, manik-manik batu setengah permata, satu cincin, tiga gelang, sebuah anting-anting dari perunggu dan beberapa daun emas (hanya di dalam satu tempayan).

Penemuan yang penting terdiri dari suatu kuburan tempayan di Pulau Sumba. Tempayan-tempayan pada tempat itu berbentuk bulat, beberapa diantaranya berleher lurus, dan ada bermacam-macam ukuran mulut, dan ada juga yang lehernya semakin melebar ke atas. Tutupnya terdiri dari pecahan tembikar, periuk yang pecah, periuk terbalik atau botol. Botol-botol (flasks) tembikar yang ditemukan nampak dipoles (digosok licin), warnanya merah atau coklat, dan lehernya panjang dan sempit. Berhubung periuk-periuk itu

3