Halaman:Apakah Batjaan Tjabul.pdf/81

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

79

Pembela terdakwa2.

Terdakwa pertama T.S. dengan ichlas dan terus terang akui kesalahannja. Tapi dalam Hakim pertimbangkan keputusan terdakwa pertjaja bahwa Hakim takkan abaikan pertimbangan2 suasana masjarakat kita jang meliputi diri terdakwa, sementara itu dari pihak pemerintah sendiri tidak ada ketegasan tindakan dalam usaha membrantas perbuatan2 jang dipandang melanggar susila. Zaman kita dewasa ini melukiskan suasana masjarakat jang lazim terdjadi dinegeri jang baru sadja mengenjam kemerdekaan setelah terdjadi revolusi dan peperangan. Didalam masjarakat kita terdjadi anasir2 jang abnormal, seperti korupsi, pelatjuran, dan ber-matjam2 tindakan2 jang melanggar kesusilaan dan pula terdjadi penipuan2 baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Masjarakat kita dewasa ini andai kata dimisalkan udara ialah udara tjuatja jang penuh sesaknja bara jang membakar, sedang kami ini, demikian T.S. tekankan pembelaannja, hanjalah bagaikan sebuah letikan sadja. Letikan ini tak seberapa dibandingkan dengan apa jang besar jang terkandung didalam masjarakat kita.

Dalam pada itu adalah sukar sekali untuk menahan api meletik keluar. Kalau masjarakat dimisalkan air, maka masjarakat kita bukannja anak sungai jang gemertjik, tapi bagaikan air bah jang merata tanah, sedang kami ini hanja buihnja sadja.

Pada penutupnja T.S. harapkan kalau jang berwadjib hendak brantas apa jang dikatakan tjabul itu, hendaknja soalnja dipandang dari segi, bahwa madjalah tjabul adalah akibat dari masjarakat tjabul penuh pelatjuran, korupsi dsb.nja, djangan hanja me-ngedjar2 pelatjur2 sadja, sedang sebab daripada pelatjuran dan tjabul itu kurang mendapat perhatian dan tak dibrantas sampai akar2nja. Masjarakat sehat tidak djatuh dari langit, begitu sadja. Sebab2 jang bikin kotor masjarakat harus dikorek dengan betul dan soalnja harus ditindjau dan diselesaikan setjara integraal.

Terdakwa S. akui kesalahannja dengan keterangan, bahwa ketika menggambar ia tak insjaf akan kesalahannja itu; dan bahwa lukisan2 itu adalah pengaruh masjarakat disekitarnja dan