Halaman:Apakah Batjaan Tjabul.pdf/64

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

64

psychologis, misalnja kalau dulu seorang Islam menganggap hina kalau ia (wanita) berpakaian dengan tiada berkerudung, akan tetapi sekarang karena terdesak oleh kemadjuan ia menuruti orang Barat dan membiarkan dirinja tanpa kerudung. Kedua, kalau dulu seseorang jang mengadakan perdjinahan dipetjuti, suatu hai jang diterima oleh masjarakat. Islam, tetapi sekarang soal 2 pertjabulan jang demikian itu kurang mendapat perhatian. Makin lama makin terdesak kaum agama oleh kaum ilmu pengetahuan, seolah-olah hanja beberapa gelintir sadja: Hamka, Moh. Natsir dll. jang keras memegang soal2 keagamaan, akan tetapi bagi masjarakat lainnja —— saja sendiri mengaku diri seorang Islam —— hanya dapat meraba-raba atau menanjakan mengenai segala sesuatu tentang ke-Islaman. Kurang sekali diberikan pendidikan keagamaan. Karenanja apakah tidak saatnja sekarang bagi kaum agama untuk mengadakan suatu rethinking untuk kemudian membuat peraturan 2 jang baru jang tegas bagi generasi muda di Indonesia ini. Kaum agama hendaknja mendjadi promotor bagi para susilator.

Disamping itu hendaknja djangan dilupakan pula, bahwa soal 2 ekonomi mempunjai pengaruhnja pula. Kelemahan dalam soal ekonomi dapat menimbulkan berbagai kedjahatan dan pertjabulan.

Ketiga, supaja pula ada usaha2 untuk meninggikan taraf penerbitan; antara lain dengan mengadakan kerdjasama jang baik diantara seniman2, pengarang2 dll. Dan saja serukan kepada Bapak Hamka jang telah banjak mengarang buku untuk mengadakan rethinking Islam selainnja untuk dapat memetjahkan masalah pendidikan dalam Islam. Sekianlah.

KETUA : Terima kasih. Sekarang saja persiiakan Saudara Sjamsudin.

H.S. SJAMSUDIN: Saudara Ketua, saja disini hanja mau menjatakan pengalaman saja sebagai seorang pemuda terhadap masalah tjabul, terutama berhubung tadi telah dikatakan oleh Pak Takdir: Mana telur, mana ajam dalam hal ketjabulan ini.