Halaman:Apakah Batjaan Tjabul.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

60

buku, film dan sebagainja itu dapat merupakan bahaja. Bahaja itu mungkin besar, tetapi mungkin djuga ketjil. Djikalau sesuatu hasil seni adalah memang baik, biarpun disitu diperlihatkan seorang jang telandjang bulat sama sekali, dalam hal jang umum untuk masjarakat umum ini sama sekaii tidak membahajakan. Mungkin dalam salah satu hal ini bisa membahajakan bagi seseorang jang sudah tidak mempunjai keseimbangan djiwa atau tidak harmonis lagi tentang susunan tabiatnja atau iktikatnja.

Untuk menentukan mana jang lebih membahajakan: buku2, madjalah2 atau film2, menurut pengalaman saja sebagai pendidik, dalam keadaan masjarakat sekarang maka filmlah jang lebih membahajakan susila anak2 kita daripada kebanjakan madjalah2.

Lihat sadja bagaimana reaksi sebahagian penonton djikalau ada terdjadi sesuatu jang tidak boleh disebut tjabul, tetapi ini toch membahajakan susila atau mengeruhkan fikiran pemuda dan pemudi kita. Dalam hal ini hendaknja diambil tindakan dan bagaimana tjaranja.

Sekarang saja akan melandjutkan pada pokok kedua.

Mengenai hal tjabul itu menurut pendapat saja adalah merupakan suatu nilai mutlak. Akan tetapi menentukan, apa jang membahajakan itu bukanlah suatu perkara mutlak, akan tetapi ini bergantung daripada apakah membahajakan atau tidak ! Misalnja, pada masa sekarang penjakit malaria itu tidak begitu membahajakan lagi seperti halnja 50 tahun jl. Ini di Norwegia, misalnja, ada kurang membahajakan daripada di Indonesia sini. Djadi dalam pada itu djuga faktor2 iklim, bangsa dan djaman dapat menentukan, apakah sesuatu penjakit membahajakan bagi kesehatan atau tidak ? Djadi disinipun sama halnja dengan bahaja jang timbul dalam lapangan kerochanian. Bagaimana seharusnja ditentukan, apakah suatu buku atau film itu membahajakan, ini sebetulnja tergantung daripada perasaan dan bukan lagi tergantung pada akal belaka, tetapi dari perasaan dan dari rasa kesopanan jang hidup didalam sesuatu bangsa.

Sebagaimana diterangkan oleh Saudara Takdir tadi, jaitu di Djakarta ini banjak kebudajaan jang ber-lipat2 atau bersim-