Halaman:Apakah Batjaan Tjabul.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

54

seorang gadis mendapat haid, ia tidak boleh bersembahjang, tidak boleh ini dan itu. Kemudian datanglah pertanjaan² dari para pemuda dan pemudi itu, mengapa seorang gadis jang mendapat haid tidak boleh bersembahjang, padahal soal haid itu menandakan bahwa si gadis itu telah mendjadi dewasa. Maka disinilah uraian² jang sebenarnja barus diberikan setjara mendalam, malahan tidak diberikannja !

Selandjutnja, Saudara Ketua tentunja mengetahui perkembangan dikalangan penerbitan dan pertjetakan dinegara kita achir² ini atau dalam dua tahun jang terachir ini, maka njata ada gerakan atau usaha untuk mengambil oper pasaran² jang dilakukan oleh golongan asing terlebih dahulu daripada kita. Akan tetapi djustru pada saat² kita hendak mengadakan usaha itu, timbul suatu campagne jang dibesar-besarkan dalam surat² kabar tentang adanja buku² tjabul, madjalah² tjabul. Walaupun diakui ada diantaranja jang tjabul, akan tetapi tidak semua buku² atau madjalah² itu isinja tjabul. Dalam hal ini teringat saja akan suatu kedjadian, ialah Sdr. Dr. H. Ali Akbar, anggota Parlemen kita jang terhormat, walaupun mungkin dengan tidak disadarinja, telah membawa tjontoh² madjalah² jang dikatakannja tjabul, walaupun belum ada ketentuan tentang tjabulnja itu. Demikian dibesar-besarkannja soal itu oleh sementara pers kita, sehingga buku² itu laku sekali, djustru karena adanja campagne itu soal itu mendjadi populer jang sebenarnja tidak perlu dipopulerkan.

Sebenarnja soal ketjabulan itu dapat kita tjegah bilamana antara ketiga badan, jakni penerbitan, pertjetakan dan pengarang ada kerdjasama jang erat. Saja jakin dengan demikian maka soal itu dapat kita batasi sebaik-baiknja. Dalam hal ini baiklah Pemerintah atau alat?nja membeslah dengan serta merta buku² itu: ini akan menimbulkan suatu bibit atau gedjala² jang memberikan kesempatan luas untuk berpropaganda dari fihak penerbit² tertentu itu guna melakukan pendjualan mengenai penerbitan² sebagai hasil jang dibuatnja itu. Memang sukar sekali untuk menentukan batas² tjabul dan tidak tjabui itu. Misalnja, kita dapat melihat pada artja² di Borobudur jang digam-