Lompat ke isi

Halaman:Apakah Batjaan Tjabul.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

42

basan mendadak jang tidak mendapat saluran baik, suasana front, pengasingan dari masjarakat biasa, tidak boleh tidak menimbulkan kegontjangan pada djiwa² muda jang belum berisi dan belum mempunjai daja-bertahan rochaniah (geestelijk weerstandsvermogen). Proses ini berlaku pada masa kebanjakan pemuda-pemudi termasuk jang dinamakan adolescent. Dan menurut ahli² pada taraf hidup inilah sexualitet dan erotik sering menimbulkan konflik² rochaniah jang membahajakan, apabila kaum adolescent ini tidak mendapat bimbingan jang sehat pada waktunja.

Tetapi apakah jang kita lihat? Baik orang² tua, maupun kaum pendidik, sudah kehilangan „gezag” atas pemuda-pemudi jang menganggap dirinja pedjoang² jang berdjasa dan jang perlu dihargai. Arti djasa dan kewadjiban terhadap tanah air sudah mendjadi kabur. Arti kemerdekaan dan demokrasi bagi sebagian orang adalah sama dengan anarchi. Emansipasi kaum wanita, seperti jang disinggung Saudara Takdir dalam dalil 6 bagian II, sering tidak mendapat saluran jang sehat dan dipandang oleh sebagian kaum wanita tidak lain daripada kebebasan bergaul dengan kaum prija, kebebasan memberontak terhadap sang suami; atau paling sedikitnja mengambil oper pimpinan dari tangannja. Bukanlah rahasia lagi, bahwa djustru dikalangan kaum wanita terkemuka jang dalam segala-galanja sudah geemancipeerd dan giat dalam aneka warna organisasi, terdapat banjak hypocrit² jang dengan „halus” melakukan hal² jang pada hakekatnja lebih rendah daripada perbuatan² pelatjur² resmi atau professional. Pada waktu ini memang sungguh banjak maling jang berteriak: „Maling!”

Dari uraian tadi njatalah djelas, bahwa keliaran jang djuga mengakibatkan ketjabulan, tidak hanja terbatas pada kota² seperti jang dikemukakan Saudara Takdir dalam dalil 5 bagian II, melainkan djuga diluar kota, difront dll. Pendeknja ditempat-tempat, baik didalam maupun diluar kota, dimana „social order” kehilangan nilainja sebagai pedoman dalam menentukan norma² hidup dan dalam pemberian bentuk pada pergaulan manusia.