31
memberi nama hubungan jang tidak sutji itu dengan zina. Kita tidak mau menjelidiki bagaimana ini dalam hubungan ilmu djiwa; dan zina itu satu tjontoh. Ketika penjelidikan2 ilmu pengetahuan udjudnja mendjadi kenjataan sebenarnja dengan agama tidak ada perselisihan. Saja djuga membatja bagaimana kalau dinegara Timur atau dinegara Islam jang pada waktu achir2 ini telah bangun dan seperti djuga halnja di-negara2 Barat seperti negeri Inggeris, bagaimana kaum geredja itu melihat dengan tidak membuta pada perkembangan2 ilmu pengetahuan, misalnja sadja, apakah teori Malthus itu betul ? Mereka tidak serampangan, oleh karena penjelidikan manusia itu relatif sifatnja : kata si Anu begitu, kata si Anu begini !
Saja dapat menundjukkan dalil2 jang lain, bahwasanja agama jang sebenarnja dan ilmu pengetahuan jang sebenarnja, adalah berpadu dalam satu hakikat. Tetapi bukan disini tempatnja. Maka hasil penjelidikan ilmu pengetahuan, tentang djiwa, tentang masjarakat dan tentang kebudajaan itu, dengan sendirinja adalah mempertinggi mutu agama. Dan kalau sekiranja penjelidik2 itu tahu dan insjaf, bahwa pekerdjaannja dan penjelidikannja adalah mendapat bantuan moral daripada agama, nistjaja akan lebih merasa berbahagialah dalam usahanja.
Jang mengatjau balaukan keadaan pada masa ini bukanlah agama dan bukan hasil penjelidikan jang paling modern dalam ilmu djiwa, ilmu masjarakat atau ilmu kebudajaan; jang menjebabkan kekatjau-balauan itn, sehingga seakan2 timbul pertentangan, ialah dua sebab. Pertama, kedjahilan dan kesempitanfaham orang2 atau golongan jang mengakui dirinja kaum agama, penguasa agama dan kepala agama. Dia hapal ajat2 dari kitab2 sutji, tetapi tidak mengetahui perkembangan ilmu djiwa, masjarakat dan budaja, sehingga dipaksanja masjarakat itu supaja tunduk kepada jang dibatjanja, menurut jang difikirkannja; maka banjaklah orang jang lari daripada jang tunduk. Jang kedua ialah kesombongan dan keangkuhan orang2 jang mengakui dirinja tjerdik pandai, intelektuil, ahli ilmu djiwa, psycholoog, filosoof dan lain2 dan merasa bangga dengan buku jang