Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

terlalu menganggapku berlebihan, aku juga mengenal banyak kru tahu!" Aku mematahkan pernyataannya kemarin. Alfa menyuruhku masuk dan melarikan mobilnya ke arah pantai.

"Kenapa menatapku? Kau suka?” Aku bertanya pada Riana yang sedang mencuri-curi pandang menatapku. Riana hanya terdiam, tak sepatahpun kata terucap dari mulutnya.

* * * 

Riana

Ternyata Alfa mengajakku menuju sebuah restoran kecil di tepi pantai. Katanya, restoran ini salah satu restoran favoritnya. Meski restoran ini kecil, tapi ternyata pengunjungnya cukup ramai. Dentuman suara ombak yang beradu dengan bebatuan yang tersusun rapi di sepanjang pantai, terdengar bersahutan. Perasaanku jadi cukup nyaman di sini, aku mengingat ingat kapan terakhir kali aku mencium udara berbau garam seperti ini? Aku merindukan suasana pantai yang tenang seperti ini, dan Alfa sepertinya memahami keinginanku.

"Kak, Kau mau mendengarku bercerita?" Alfa buka suara dan aku bersiap membentaknya. Tapi sebelum aku sempat melakukannya Alfa cepat-cepat berkata, "Aku suka memanggilmu Kak, Riana!"

"Sekarang terserah Kau sajalah, aku bosan. membentakmu! Apa yang mau Kau ceritakan?" Aku meminum air mineral yang disodorkan Alfa.

"Baiklah Kak Riana yang cerewet, awas saja Kau memotong ceritaku. Akan kupastikan Kau tercebur ke pantai!" Alfa mengancamku pelan. Aku dan dia serentak tersenyum.

Alfa bercerita tentang alasannya mengapa tak menyukai para wartawan yang suka meminta terlalu banyak darinya. Alfa bahkan mengakui kalau dia adalah anak yang pemalu, bukan seperti sekarang. Awalnya sulit mempercayai kalau Alfa bukanlah anak yang berani tampil di depan dulu

24