Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kami berdua. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Badanku membeku panik, aku tak bisa berpikir jernih. Di sebelahku, Alfa mengumpat pelan dan menarik tanganku dengan cepat untuk menjauh dari kerumunan. Cowok itu mengajakku meninggalkan pesta yang sedang berlangsung.

Pasti pikiran bad boy satu ini sedang berkecamuk. Tapi membayangkan tindakan anarkis yang dilakukan tanpa permisi oleh para awak media tadi juga membuatku ingin melempari mereka dengan gelas cola yang sedang kupegang tadi. Alfa tampaknya masih emosi, wajahnya masih memerah hingga saat ini. Dia pasti tak mengira dan tak berpikir kalau wartawan akan menemukannya di pesta sedang bercakap-cakap bersama seorang cewek, pasti akan jadi berita besar dan mangsa empuk bagi para wartawan penggosip itu.

"Maaf, aku tak bermaksud kasar padamu! Aku panik! Kau kuantar pulang ya!" Alfa melepaskan genggamannya dari tanganku. Kemudian membuka pintu mobilnya.

Aku memilih diam. Hatiku masih bergemuruh riuh, entah karena apa. Alfa hanya bersenandung pelan untuk menemani perjalanan. Perlahan mobil yang dikemudikan Alfa melambat. Aku baru sadar saat cowok itu melepas seatbeltku dan menyuruhku turun dengan sopan.

"Terima kasih Alfa!" Aku berkata padanya sambil menutup pintu. Alfa tak menjawab, dia hanya tersenyum tipis lalu memakai kacamata hitamnya kembali.

* * * 

Alfa

"Terlambat tujuh menit dua puluh tiga detik! Apa yang Kau pikirkan hingga terus terlambat sih?" Aku menatap Riana yang sedang berlari menuju mobilku.

"Maaf! Tapi darimana Kau tahu nomorku?" Serunya sambil mengatur deru napasnya.

"Aku ingin menyelesaikan perbincangan kita semalam! Kau pikir aku tak bisa bertanya pada kru yang lain? Kau

23