Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/32

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Lebih baik segera fokus Rian! Kau tak lihat tadi Mas Seno marah? Kau mau menjadi korban Mas Seno?” Mas Tatang menegurku dan pandangannya mengarah pada Mas Seno yang sedang mengomentari Alfa.

Apa sebenarnya yang Alfa pikirkan? Mengapa aku jadi peduli terhadapnya? Aku memang menyukai lagunya, tapi hanya sebatas itu. Mengapa aku sampai sibuk memikirkan anak itu, urusan hidupku saja sudah membuatku pusing, mengapa dia harus kuurusi juga. Sudahlah Riana urus saja dirimu sendiri jangan urus bad boy itu lagi. Riana kau harus bekerja lebih baik lagi demi nilaimu setidaknya!

Aku menghempaskan badanku yang sudah sangat lelah di sofa. Tanganku bergerak menggapai remot tv yang berada di meja. Begitu menghidupkan tv sebuah berita langsung menyergapku.

“Alfa Gemilang, kali ini kembali menunjukkan sikap tak bersahabat pada wartawan. Sebenarnya apa yang terjadi sehingga Alfa tak pernah bersedia dimintai keterangan oleh wartawan. Sikapnya yang selalu keras pada wartawan dan terkesan menutup diri dari media meski ia tampil di depan publik sebagai penghibur. Berikut beberapa keterangan dari orang-orang di sekitar Alfa yang bersedia dimintai keterangannya terkait sikap bad boy yang satu itu.” Klik. Aku mematikan tv tepat saat suara reporter acara itu menyelesaikan keterangannya.

“Kenapa tvnya dimatikan?” Lave memprotes keras sikapku.

“Aku bertemu dengannya seharian ini! Kalau Kau mau tahu kenapa, tanya saja pada bad boy itu!” Aku beranjak menuju kamar untuk mengistirahatkan pikiranku.

“Kau menyukai Alfa, Yana?” Aku terkejut mendengar perkataan Lave yang tiba-tiba sudah berada di kamarku.

“A..apa? Menyukai Alfa? Kau pikir aku siapa, berhak menyukai dirinya,” ketusku pada Lave.

“Kau manusia Riana, Kau berhak menyukai siapa saja termasuk Alfa. Aku tahu kau menyukainya, buktinya kau tak

20