Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ajaib, dan bahkan meskipun tidak balik menyukai Evita, tetap akan Evita sayangi.

Gadis itu berlari mengitari gedung pertunjukkan, mencari bagian pinggir panggung. Dilihatnya aneka manusia berkostum tari masih seliweran di sana. Ia mencari yang kostumnya hitam-hitam dengan ornamen dan bulu diselipkan di ikat kepala. Ia menubruk penari berselendang kuning. Ia menginjak kaki seorang cowok tanpa sepatu. Ia disapa oleh topeng Indramayu.

Dan akhirnya ia menemukan pembimbing klub yang tampak terperangah. “Evita.”

“Ya, saya,” Evita masih terengah-engah.

“Kamu nonton?”

"Ya."

“Ya ampun,” pembimbing klub tampak kebingungan. Dia tidak tega berkata bahwa tadinya ia ingin mengajak Evita ikut serta dalam acara ini, tetapi karena dijelaskan alasan Evita keluar oleh Bagas, tidak jadi Evita tidak berbasa-basi lagi, “Ibu, Bagas di mana?”

“Di panggung.”

Evita merengut. “Panggung?”

“Nggak tahu tuh, barusan dia duduk sendirian di panggung kayak lagi nunggu Ilham. Yah, kamu samperin aja"

Menggeleng-gelengkan kepala, Evita berjalan sembari menyalami adik-adik kelasnya yang mengenalinya dan menyambut gembira. Ia lantas naik ke sebuah tangga dan membuka tirai yang membatasi panggung dengan ruangan penuh barusan.

Panggung besar itu lengang, hanya seorang Bagas, masih mengenakan kostumnya, duduk bersila dan memandang ke depan.

Suara Evita bergema dalam ruangan yang besar.

“Bagas!”

Bagas pun menengok dramatis, tak percaya dengan

10