dari pada yang kita kenal di Jawa Tengah. Di sini terlukis dua ekor kura-kura yang dibawa terbang oleh seekor angsa dengan menggantungkan mulutnya pada bilah kayu. DI tengah jalan mereka di kata-katai oleh sekawanan anjing atau serigala; mereka itu tidak tahan dihina demikian. Sebagai akibatnya maka mereka itu terjatuh dari kayu itu dan dimakan oleh anjing-anjing atau serigala-serigala tadi.
b. Disudut timurlaut mulailah rangkaian relief yang menggambarkan sebuah ceritera yang berturut-turut. Ceritera itu bersifat Buda dan menggambarkan riwayat yaksa Kunjarakama. Ia datang pada dewa tertinggi Sang Wairocana untuk mempelajari agama Buda. Atas nasehatnya ia pergi ke neraka dahulu. Setela tiba disana ia melihat siksaan-siksaan yang harus diderita oleh roh-roh makhluk yang berdosa di dunia. Alangka terkejutnya ketika melihat bahwa kancah penyiksaan yang berbentuk lembu itu disiapkan untuk temannya Purnawijaya. Dengan bergegas-gegas ia kembali pulang untuk memberitahukan hal itu kepada temannya. Ia menasehatikan kepadanya supaya mengikutinya menghadap Wairocana agar sedapat-dapatnya memperoleh ampun atas kesesatan-kesesatanya dahulu. Setelah Purnawijaya menunjukkan bahwa ia betul-betul bertaubat, maka diberilah ia keringanan hukumannya oleh Wairocana. Dan betullah setelah ia turun ke neraka untuk menjalani hukumannya, dan setelah ia menderita seksaan-siksaan selama sepuluh hari dalam ketel penyiksaan, pecahlah ketel itu dan berubah menjadi telaga yang indah dengan batang pohon dewata di tengahnya. Setelah ia pulang, maka tinggi bersama-sama istrinya pergi ke dalam kesunyian hutan untuk menjadi pertapa.
Ceritera ini tidak selesai pada undak-undak pertama, maka dilanjutkan pada lapok undak-undak kedua. Di sini mulainya dari seudut baratlaut dan mungkin berjalan terus sampai sudut tenggara. Tetapi sayang, di situ sekarang hulang.
Undak-undak Kedua
a. Kecuali lanjutan ceritera Kunjarakama, masih ada ceritera lain yang belum kita kenal; yang dilukiskan pada lapik batur itu mulai dari sudut tenggara dan meliputi sisi timur dan utara.
b. Pada lajur undak-undak itu sendiri terlukis relief-relief yang menggambarkan ceritera Parthayajnya, yang mengambil lahannya dari Maahabharata. Ceritera itu mulai pada sudut baratdaya dengan permainan judi antara Pandawa dan Kaurawa. Krena permainan yang curang dari para Kaurawa maka Yusidtira kehilangan semua harta miliknya dan kerajaannya, dan Draupadi pun (istri kelima orang saudara) termasuk kehilangan itu. Oleh pihak lawan ia dihina dengan sangat, kainnya direnggutkan hingga lepas, rambutnya diragut hingga terurai. Maka bersumpahlah ia tidak akan merasa terbalas sebelum ia mencuci rambutnya dengan darah Duryodhana. Setelah kejadian yang menghina itu, maka dimufakati bahwa Pandawa dibuang selama 15 tahun. Bersama-sama dengan ibu dan istri mereka masuk ke dalam hutan. Atas nasehat sahabat mereka, Widura, Arjuna memisahkan diri dari keluarganya untuk bertapa di Gunung Indrakila, supaya mendapat senjata-senjata sakti untuk memerangi pada Kaurawa kelak. Dalam perjalanan ke Gunung Indrakila ia mengalami berbagai