Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 1.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

AMERTA, 1, 1985

5

PEMBINAAN KEMBALI CANDI PRAMBANAN

A.J. Bernet Kempers

V.R. van Romondt


Pada tanggal 16 Januari 1952 diperingati saat telah tercapainya puncak candi yang sedang dibina kembali, ialah Candi Ciwa di Prambanan, dengan disertai selamatan sederhana. Upacara itu dihadiri Y.M. Mentri P.P dan K., Mr. Wongsonegoro, dan sejumlah undangan dari Yogyakarta dan Surakarta, di antaranya Sri Pduka Paku Alam. Pada kesempatan itu oleh Akting Kepala Dinas Purbakala, Prof. Dr. A.J. Bernet Kempers, dan oleh Pimpinan Seksi Bangunan Dinas tersebut, Prof. Ir. V.R. Van Romondt, diucapkan pidato sambutan yan tertera di bawah ini.


MENYAMBUT TERCAPAINYA PUNCAK CANDI PRAMBANAN
Prof. Dr. A.J. Bernet Kempers


Kita kenal semua dongeng Ratu Baka dan putrinya Lara Jonggrang. Putri itu menuntut dari peminangnya, Raden Bandung, untuk dibuatkan sebuah istana yang dihiasi dengan arca-arca dalam waktu satu malam saja. Istana itu harus lebih indah daripada bangunan mana pun jua di dunia. Raden Bandung giat bekerja, dan kini kita sekalian berada di tengah istana yang dibangunnya yaitu: Candi Prambanan ini.

Tetapi kita tahu juga bahwa puteri yang kejam itu dengan tipu muslihat dapat menggagalkan diselesaikannya pekerjaan itu oleh Raden Bandung. Waktu fajar menyingsing semua gedung dan semua arca sudah siap. Hanya satu arca saja yang belum selesai. Jerih payah Raden Bandung sia-sialah. Sebaliknya pun Lara Jonggrang sendiri tak luput dari hukuman! Ia dikutuk menjadi batu oleh peminang yang tertipu itu. Ia menjadi arca batu Dewi Durga, dan arca ini kemudian ditambahkan sebagai arca pelengkap yang terakhir guna menghiasi Candi Prambanan itu.

Kejadian ini sudah lampau lama sekali; namun kekuasaan Lara Jonggrang atas umat manusia tetap belum hilang! Dongeng tentang tuntutannya masih saja diceritakan orang. Arcanya sebagai Durga masih tetap dipuja sampai hari ini. Pun ia masih terus memikat hati orang dan mencari kekasih baru, sedangkan maskawin yang dimintanya dari para peminang masih tetap melampaui batas, tiada ubahnya dari waktu dahulu.

Kini telah lebih dari seribu tahun yang lalu Candi Prambanan itu didirikan. Tak lama sudah berdirinya itu maka pemerintah dan kebudayaan Jawa Hindu di Jawa Tengah runtuhlah. Istana ciptaan Raden Bandung diserahkanlah kepada kehendak alam. Gempa bumi tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia melakukan pekerjaan kemanusiaan mereka. Untuk beberapa abad lamanya keadaan Candi Prambanan tidak lain daripada suatu runtuhan di tengah runtuhan-runtuhan lain di sekitarnya. Kerubuhan-kerubuhan ketiga candi yang terbesar: Ciwa, Brahma dan Wisnu, hanya

30