Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 1.pdf/18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
9. Gapura Canggi (Bali) Setelah Dibina Kembali (mercu puncak dan sayap direncanakan baru).

sisa yang dapat memberi pandangan baru. Rumah-rumah dan bangunan-bangunan irigasi di sekitarnya diselidiki karena batu-batu lama mungkin telah dipakai guna mendirikan bangunan-bangunan itu. Kemudian batu-batu yang diketemukan itu dikumpulkan di lapangan penyelidikan. Selama penggalian itu, penyelidikan harus dilakukan dengan teliti, apakah bahan-bahan yang tidak termasuk soal bangunan, tetapi mempunyai kepentingan lain, dapat diketemukan juga. Sebab sekali pacul mencangkul di tanah berarti bahwa keadaan semula dikacaukan dan tak dapat dikembalikan lagi. Oleh karena itu selama penggalian itu, maka semua barang-barang yang diketemukan, harus dicatat digambarkan dengan disertai keterangan tentang dalamnya tempat penemuan itu. Seringkali penyelidikan tanah yang demikian itu dapat menjelaskan juga sesuatu hal yang tidak mengenai ilmu bangunan semata-mata.

Sesudah dan selama penyelidikan itu, maka batu-batu yang terdapat di bawah tanah atau di atasnya dikumpulkan dan dengan jalan mencocok-cocokkan serta mengambil ukuran-ukurannya, disusun menjadi kelompok-kelompok yang lebih besar. Susunan bagian itu digambarkan dengan teliti dengan demikian bentuk aslinya dapat dibayangkan sedangkan beberapa bentuk yang telah hilang dapat digambarkan pula. Sesudah itu susunan-susunan sementara itu dikumpulkan hingga menjadi susunan-susunan percobaan dalam hubungan yang lebih besar, yang merupakan bangunan seluruhnya dalam bagian-bagiannya yang mendatar. Susunan-susunan mendatar ini dilakukan dalam, karena pengawasan atas susunan sementara itu menjadi sulit jika bangunan itu menjadi terlampau tinggi. Sesudah dibuatkan gambar pembinaan yang memuat semuanya itu, maka bila tak ada kebimbangan lagi tentang sesuatu perincian dapatlah dimulai pembinaannya kembali. Cara membangun sedemikian itu disebut juga dengan kata asing: anastylose.

Penggalian halaman candi itu termasuk pekerjaan yang paling penuh getaran jiwa bagi seorang ahli bangunan purbakala. Terutama bila pada permulaan penggalian itu masih sedikit yang diketahui daripada candinya. Misalnya apabila hanya runtuhan atau bukit dengan beberapa batu candi saja menyebabkan diselenggarakannya penyelidikan. Atau seperti juga halnya jarak dengan Candi Gebang di sebelah utara Maguwo dekat Yogya, di mana sebuah Ganeca yang indah dan beberapa batu candi yang sangar usang menyebabkan dilakukannya penyelidikan itu. Ketika itu kira-kira 2 m di bawah muka tanah (yaitu bagian atas halaman yang dibersihkan dari tumbuh-tumbuhannya) di tengah-tengah timbunan batu-batu ditemukanlah dasar dan beberapa lapisan dari kakinya sebuah candi kecil, yang rupanya ditutupi arus pasir dari kali. Atapnya yang dapat disusun sampai hampir lengkap sama sekali daripada batu-batu itu, sedangkan pun bagian yang terbawah dari candi itu dapat dipugar. Ganeca yang tersebut tadi dapat dipasang pada tempatnya yang asli. tetapi, kesulitan-kesulitan besar timbul pada bagian tengah dari bangunan itu, sehingga mula-mula bagian bawah dan atas seolah-seolah tak mungkin dihubungkan. Untung, akhirnya ditemukan beberapa batu yang meletakkan perhubungan itu. Demikianlah akhirnya suatu pembangunan kembali menjadi mungkin, meskipun pertanggungjawabannya berupa seperti pinggang genting (gb. 7). Kesulitan untuk menemukan kembali bagian tengah itu seringkali terjadi. Hal ini menjadi jelas bila difahamkan, bahwa sesudah candi itu runtuh, lalu batu-batunya dari kepala candi itu menjadi

12