Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 1.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
6. Masjid Panjunan. Cirebon.

Tinggallah sekarang apa yang tadi kita namakan peninggalan-peninggalan kepurbakalaan. Untuk keperluan kita bahan-bahan ini adalah yang paling penting sebab justru inilah yang pertama-trama dipergunakan dalam penyelidikan arkeologi dan oleh Dinas Purbakala, badan yang bertugas melakukan penyelidikan itu. Bahan-bahan arkeologi ini dapat dijelaskan sebagai ”segala apa yang telah dibuat atau ditinggalkan sebagai bekas-bekas yang dapat diraba, dari manusia dahulu”. Misalnya rumah, tempat kediaman, patung, kuil, kuburan, senjata, pakaian, perkakas, alat-alat dan sebagainya. Kebanyakan daripadanya tak lebih dari potongan-potongan dan pecahan-pecahan saja, peninggalan yang tak memadai dari apa yang dahulu ada. Coba saja kita pikirkan apa yang terjadi dalam iklim negeri kita yang basah, panas, dengan banyak tumbuh-tumbuhan, serangga-serangga, dan lain-lain tenaga perusak seperti gempa bumi, letusan gunung api, dan banjir, jika suatu tempat kediaman dengan rumah-rumahnya dari bambu, perkakas rumah tangganya, dan sebagainya dari kayu dan tembikar, akan ditinggalkan dan dibiarkan saja beberapa puluh tahun lamanya! Dan soalnya dalam arkeologi itu bukan mengenal puluhan, tetapi ratusan, bahkan untuk prehistori ribuan tahun! Maka tidaklah mengherankan bahwa yang tinggal dan sampai kepada kita itu hanya yang paling keras dan paling tahan lama saja. Pun daripadanya cuma sebagian kecil saja yang tinggal, ialah yang dibuat dari batu, bata yang baik, tanah yang telah dibakar menjadi keras sekali, perunggu, dan sebagai kecualian yang jarang sekali di negeri kita ada juga yang dari kayu atau bahan yang tak tahan lama lainnya. Dan di manakah pada umumnya bekas-bekas itu kita dapatkah? Janganlah dianggap bahwa arca-arca atau candi-candi menampakkan diri begitu saja ataupun tinggal dipegang saja sebagaimana sekarang mereka itu berdiri di halaman-halaman yang terpelihara oleh Dinas Purbakala atau tersusun rapih di museum. Semua itu harus dicari dan diusut dahulu, digali dari dalam tanah atau dikeluarkan dari rimba, kemudian batu-batu yang berasal dari bangunan diukur dan dicocok-cocokkan, dan akhirnya dibangun kembali dan diperbaiki yang mengerjakannya bertahun-tahun. Pun hal ini akan dibicarakan nanti dalam karangan tersendiri.

Dan apakah sekarang yang kita peroleh jika tengkorak-tengkorak manusia prehistori, perkakas-perkakas, candi-candi, dan lain-lain sebagainya dari zaman dahulu itu setelah disertai etiket rapih

7