Lompat ke isi

Halaman:Amai Cilako.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

mengadu melaporkan, Barbangso melarikan hutang, orang Cina di Aceh, Barbangso mengakui kesalahan, berhutang ke Incek Capuak, dia ditahan dalam kantor, dimasukan ke kamar tahanan, susahlah hati Barbangso, tidur di lantai ubin, tidak ada tikar maupun bantal, makan kemana minta nasi, adat dalam tangsi kurungan, di sana bisa makan, dalam tahanan polisi, cari makan untuk diri sendiri, sedang Barbangso berpikir-pikir, tibalah Salima dengan anaknya, jando Barbangso membawa tikar, bantal dan kain selimut, si Ripin membawa nasi, untuk makanan bapaknya, senang hati Barbangso, apa nan terjadi tidak sesuai, dengan nan dirusuhkan dan dikhawatirkan, teringat akan elok Salima, pada hari berikutnya, mande Salima membawakan nasi, berganti-ganti dengan anaknya, akan halnya Salima, orang cerdik bersekolah, tidak ada orang secerdik itu, banyak kenalan dengan polisi, mantari polisi orang Padang, diturutnya malam hari, meminta tolong dengan segala akal, lepas jugalah hendaknya Barbangso, usai berbicara dan bermufakat, selepas ditunjuk diajari, menjawab dengan tuntas, Salima datang sendiri berunding, ke rumah engku Mantari.

Pada hari berikutnya, diturutnya Barbangso ke kantor, dibawa nasi dalam rantang, berjalan dia ke kamar tahanan, diletakkannya nasi di lantai, maka berkatalah si Salima, dibisikkan jawaban, ditunjuk diajarinya, menjawab usah takut, usahlah gentar katakan, bila tidak berhutang, kalau ia berhutang, siapa saksi nan tahu, mana surat kuitansi, dakwa palsu namanya, katakan seadanya, kalau ada hitam atas putih, kini juga kita bayar, begitu ajaran Salima, usah tuan berbelit-belit, pada besok hari Barbangso, ditanya oleh angku jaksa, jaksa orang Padang di Medan, saling mengenal dengan Salima, masa dahulu sama serumah, di Japaris Salima terlebih dahulu, pergi ke rumah jaksa, ke rumahnya di Japaris, kuat katam kerena rautan, menang juga Barbangso, kalah Cina nan di Aceh, tidak ada tanda bukti hutang, lepas Barbangso sehari itu, senanglah hati Barbangso, teringat elok Salima, kalau tidak ia menolong, berbulan di dalam tangsi, teringat guna baik orang, rujuk Barbangso ke Salima, kusut

45