Lompat ke isi

Halaman:Amai Cilako.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Jangan anak sampai lupa, bekerja di kantor kita digaji, bekerja betul-betul, pandai berbaur dengan di atas, dan di bawah hormat menghormati, jangan tinggi hati, mengganggu dan sombong, orang benci pada kita, kalau kita tidak pandai bekerja, tidak pandai meniru nan pandai, pekerjaan banyak salah, ditegur orang kita marah, pekerjaan buruk dikira baik, awak bodoh berlagak pandai, tumbuh uban di kepala, kita menjadi juru tulis, kawan terakhir naik pangkat, kandidat menjadi demang, kita nan tua di situ juga, bengkak punggung di kursi, menjadi tunggak meja, kato mande kandung menunjuk mengajari, mendengar perkataan demikian, terasa benar perkataan mande, setitik menjadi laut, sekepal menjadi gunung.

Peganglah erat genggamlah teguh, sedikit pun jangan dilupakan, di hari semalam itu, mata tidak kunjung terpejam, ingatan hanya ke negeri orang, dua kali ayam berkokok, cukup ketiga haripun siang, bangunlah Sutan Jamaris, diambil koper kulit, dimasukan pakaian, nasi dimasak mande kandung, untuk bekal diperjalanan, sekaleng rendang ayam, sekerucut wajik kuning, dilepas Jamaris pergi berjalan, berjalan pagi-pagi pukul tujuh, disewa mobil ke Rengat, hari Sabtu berangkat, hari Senin pukul enam, mobil sampai di Rengat, berhenti mobil turunlah orang, dalam mobil Jamaris turun pula, bertemu kawan satu kampung, sobat karib waktu kecil, sama sekolah mengaji, berkata orang itu, kemana kamu Maris, lama kita tidak bertemu, berkata kawannya bersuka hati,

sudah lama tidak kerimba
Balam barabah dari Jambi;
Sudah lama tidak berjumpa
Badan barubah kini.
Anak orang Koto Marapak
Bersunting bungo Durian;
Maka lama tidak tampak
Dibawa untung dengan bagian.

29