Lompat ke isi

Halaman:Amai Cilako.pdf/34

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Malang bagian si Aminah, disangka turun hujan dilangit, air dalam tempayan ditumpahkankan, dicari ganti suami anak, tidak ada yang sesuai, seperti kena santung pelalai, kita mau orang enggan, orang suka anaknya tidak, sehingga si Rombok kehilangan akal, teringatlah si Rasad Sutan Muntjak, melihat rupa rancak, kena hatinya ke si Minah, ia bekerja di kantor demang, orang bujang nan rimbang mata, setiap tahun menambah istri, mande kaya bapak bertuah, dibuat rundingan dengan si Rombok, sebagai ganti Sutan Djamaris.

Menikah janda dengan duda tidak diperhelatkan, sesudah menikah langsung pulang ke rumah, enam bulan percampuran, hati Sutan Muntjak sudah terpuaskan, tak perlu dihitung hari, bercerai pulalah keduanya, disangka Muntjak suka bekerja, rupanya tidak luarnya saja kelihatan baik, besar bungkusnya tidak berisi, kata-kata melangit, dilihat hasil tidak bertemu, Sutan Muntjak beristri, hanya untuk melepaskan nafsu saja, ia tahu kelakuan si Rombok, pepat di luar pancung di dalam, pandai berhitung mengambil untung semaunya, susahlah hati si Rombok, terlebih lagi si Aminah.

Teringat dia pada suami nan lama, bertingkah laku sangatlah baik, berapapun gaji diberikan, tidak merasa kekurangan, semenjak bersuamikan si Muntjak, kerja selalu kena kalesek Demang, tiap bulan terima gaji, tapi nafkah tidak turun, keinginan tinggi dari Jamaris, minumnya kopi bergula, lauknya daging dan gulai ayam, nasinya hangat gulai pun hangat, pantang memakan gulai semalam, kurang sedikit mengomel, saku baju berjahit, berbicara ke orang dsngan nada tinggi, Senang menyuruh dan memerintah, orang disangka budak, serupa tuanku demang, untung mujur cepat bercerai, sejak bersuami Sutan Muntjak, mata pencaharian tiada bertambah, elok dengan suami duhulu, terkenang janda lamanya.

23