Halaman:Album wayang kulit banjar.pdf/29

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
18. SUGRIWA

18. SUGRIWA

Sugriwa adalah putera bungsu Resi Gotama di pertapaan Grastina yang terletak di atas bukit Sukindra. Ia berparas tampan, namun karena ia berebut Cupu Manik Astagina, dalam telaga Sumala dengan Subali maka wajahnya berubah menjadi kera. Untuk menebus kesalahannya maka ia diperintahkan Resi Gotawa untuk bertapa sebagai kijang di dalam hutan Sunyapringga. Ketika Sugriwa bertapa para dewa meminta pertolongan kepada Sugriwa untuk membunuh Prabu Mahesasura, Lembusura dan Jata Sura. Dalam menjalankan tugas Sugriwa hanya bisa membunuh patih Lembusura, sedangkan yang membunuh Prabu Mahesasura dan Jata Sura adalah Subali, atas kesepakatan dewa akhirnya Sugriwa dinobatkan sebagai Raja di Gua Kiskenda-sedangkan untuk menjadi patih Kerajaan Gua Kiskenda diangkatlah Kapi Anila. Sugriwa selama hidupnya mengabdi kepada Sri Rama Wijaya membantu mengembalikan Dewi Sinta yang ditawan Prabu Rahwana. Atas kebaktian Sugriwa, akhirnya Sri Rama mendapat kemenangan dan dapat membawa Shinta pulang ke Ayodya. Setelah Rama berhsil memboyong Shinta, Sugriwa kembali ke Gua Kiskenda sebagai raja besar yang berwibawa, kuat dan penuh bahagia, Ia tak dapat lepas dari wujudnya sebagai kera, karena terbelenggu oleh kehidupan duniawi yang penuh dengan kemewahan dan kemuliaan yang dinikmatinya.

18. SUGRIWA

Sugriwa is the youngest son of Resi Gotama of the Grastina monastery, which is located on top of Sukindra hill. He was handsome, but a dispute over Cupu Manik Astagina with his brother, Subali, in the Sumala lake has made his face look like a monkey. As a punishment, Resi Gotama told him to meditate like a deer (he can only eat plants) in the Sunyapringga forest. During his meditation, the gods asked him to kill Maesasura, Lembusura, and Jatasura. Sugriwa only managed to kill Patih Lembusura, while Prabu Maesasura and Jatasura were killed by Subali. The gods then agreed to appoint Sugriwa the king of Gua Kiskenda, and Kapi Anila was appointed his patih (Prime Minister). Sugriwa devoted his life in helping Sri Rama Wijaya free Dewi Sinta from Prabu Rahwana. It is with his help that Sri Rama reached a victory and brought Sinta back to Ayodya. After the victory, Sugriwa returned to Gua Kiskenda as a great king who is respectable and strong and lives in happiness. He cannot free himself from his monkey form because he is trapped in a worldly life that is full of wealth and nobility.

23