Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sikap lebih bebas bergaul daripada saudara sekandung dan lebih intim (joking relationship). Lain dengan terhadap ipar-iparnya, antara mereka saling merasa sungkan, sehingga tidak bebas bergaul. Suasana pergaulan ini sama dengan terhadap saudara-saudaranya sekandung.

B. DAUR HIDUP.

1. Adat dan upacara kelahiran.
Menurut kepercayaan masyarakat, keselamatan seorang ibu waktu melahirkan adalah tergantung kepada aturan-aturan dan upacara adat yang berlaku terhadap si ibu.

Aturan-aturan yang harus dipatuhi bukan saja berlaku pada si ibu yang mengandung, tetapi juga berlaku bagi si suami.

Setiap malam Jumat Ibu yang mengandung bersama suaminya dibacakan doa dengan membakar kemenyan untuk mengusir roh-roh jahat oleh seorang modin (lebe). Apabila kandungan genap berumur tujuh bulan diadakanlah selamatan (melontalo) yaitu upacara meraba perut. Dalam upacara ini disajikan nasi kuning ayam, telur, pisang, nasi merah dan nasi putih. Mereka yang berhak memakan sajian ini ialah:

  1. Tamongadi salawati, yakni orang yang membaca doa.
  2. Tahulango, bidan kampung.
  3. Tapodi huliyohuu, anak perempuan yang memegang lutut si ibu yang mengandung.
  4. Tapongululaliyo, anak perempuan yang pahanya dipakai sebagai bantal.
  5. Tapolontoliyo, anak perempuan yang meraba perut (kandungan).
  6. Kedua suami isteri yang bersangkutan.
Dalam upacara ini perut/kandungan disapu deng-

55