Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/304

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
jaman dahulu, sewaktu Siau masih merupakan suatu kerajaan. Hampir semua putera-putera raja berebutan dan beristerikan puteri-puteri Siau.
  1. Kapiang bulang limangu, nebawa wituing lawo. Artinya : Keindahan cahaya purnama, melebih cahaya semua tata surya. Sasambo ini mempunyai arti kiasan yang isinya memuji raja atau pimpinan yang berwibawa, dan oleh kewibawaannya ia nampak agung di mata rakyat.

Sasambo yang biasa diucapkan sewaktu menanam padi antara lain berbunyi sebagai berikut :

Kaliomaneng metowo, gagbalo medaukalu = sembahyang di panjat semoga direstui niat disetujui.

Emme tendang pakapia, su entana matawa = padi bertumbuh baik, di tanah gemuk.

Tegi neberang bewene, mengasi eng sangkalurang = Elang beriringan, pertanda panen yang berhasil.

Demikian beberapa contoh dari ungkapsn-ungkapan yang masih sempat dicatat dalam penelitian yang relatif singkat tadi. Dari beberapa penulisan dan petunjuk yang ada memberikan. suatu gambaran akan adanya dan begitu banyaknya seni sastra lisan yang dimiliki oleh orang Sangihe dan Talaud, Dan suatu penelitian yang lebih khusus dan mendalam sangatlah diperlukan untuk menginventarisasi serta menganalisanya.

293