Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/301

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kekerabatan, antara warga desa, maupun antara desa dengan desa. Kegiatan kerjasama ini jelas nampak dalam beberapa lapangan mata pencaharian hidup, seperti dalam bercocok tanam, menangkap ikan, berburu; maupun pada aktivitas hidup laimnya seperti pada mendirikan rumah, mengadakan sesuatu hajat berupa pesta perkawinan, selamatan, dan terlebih jika ada kematian.

Suatu istilah mengenai kerjasama ini agak sulit untuk ditentukan karena setiap aktivitas kerjasama ini mempunyai nama sendiri-sendiri. Misalnya dalam lapangan pertanian dikenal istilah: ma'aliu (gotong royong), makitowang, manabba (untuk lapangan berburu), matawanga, madarumatinga dan mahampuge juga merupakan manifestasi dari jiwa gotong royong yang sekaligus merupakan tanda turut berduka cita jika ada kematian.

D. STRATIFTKASI SOSIAL.

Pada beberapa puluh tahun yang silam, dan juga hingga kini masih terasa, ialah adanya penggolongan anggota masyarakat dalam beberapa lapisan, yaitu : Lapisan yang teratas adalah Papung (papunna) atau bangsawan, kemudian disusul oleh yang kedua ialah rakyat biasa, sedangkan lapisan ketiga dan dianggap sebagai lapisan terbawah disebut allongnga atau golongan budak.

Walaupun dalam kehidupan sehari-hari penegasan antara golongan-golongan di atas tidak lagi setegas dahulu, namun hal ini masih nampak dalam perkawinan, dengan adanya penilaian terhadap seseorang berdasarkan keturunan (modalahoko).

Sistim stratifikasi di atAs kini mulai digantikan dengan adanya golongan-golongan terpelajar yang ada dan bekerja di desa, seperti guru ,

290