Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/281

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Meskipun demikian, kepercayaan-kepercayaan di atas hingga kini semakin hilang, dan digantikan dengan kepercayaan/keyakinan sesuai ajaran agama yang dianut ( Kristen, Islam dan Katolik).

B. KESUSTERAAN SUCI.

Kesusteraan-kesusteraan suci yang ada hanya dalam bentuk lisan, dalam arti hanya diceritakan dari mulut kemulut.

Kesusteraan suci ini, ada yang berupa cerita-cerita suci tentang sesuatu yang dipercayai , untuk ceritera ini berlaku sangat dirahasiakan , dan hanya diketahui oleh seorang-orang tua yang dalam desa disebut 'bawunian' Ceritera ini kelak hanya diwariskan juga kepada orang yang akan menggantikan kedudukannya itu. Dan biasanya si pewaris adalah salah satu dari anak-anaknya.

Kesusteraan suci lainnya yang banyak diketahui umum karena berbentuk pantun syair, kata - kata sumpah serapah, maupun permohonan berkat (kakum- baede, bawowo, kakalanto, kakalumpang, sasihi aim palukka), yang masing-masing bentuk kesusteraan suci diatas ada yang diucapkan oleh seorang saja, ada yang dinyanyikan.

Dengan mengucapkan pantun atau syair diatas, dimaksudkan untuk menimbulkan suatu kekuatan gaib, dengan bahasa yang dianggapnya hanya dimengerti oleh para dewa. Kecuali itu, ada anggapan bahwa kata-kata yang diucapkan itu mempunyai 'man-a' (bertuah).

Penggunaan kata-kata yang dianggap bertuah ini dapat ditemui dalam kata-kata permohonan seperti aimpalukka, kakalanto, maupun dalam kata - kata yang berisi sumpah serapah.

270