Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/260

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

beramai-ramai, tidak hanya terbatas pada kelompok kerjasama seperti pada kegiatan lainnya. Meskipun demikian banyak juga yang menanam padi pada waktu-waktu tertentu, seperti pada saat air laut mulai pasang-surut, atau berdasarkan peredaran bulan, dan juga ada yang hanya menanam pada tanggal-tanggal tertentu seperti tanggal enam, dan dua puluh enam pada tiap bulan.

Penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah dengan alat pelubang yang terbuat dari kayu. Ini merupakan pekerjaan kaum lelaki. Kaum wanita dan anak-anak laki-laki bertugas mengisi benih pagi ke dalam lubang. Sambil menanam, mereka melagukan syair (sasambe), yang isi syairnya berhubungan dengan penananam padi.

Sesudah kebun ditanami, mereka mendirikan rumah (sabua), yang selain digunakan sebagai tempat di waktu menjaga kebun, juga berfungsi sebagai lumbung padi.

Bila padi sudah berumur antara satu sampai dua bulan, mulai, diadakan penyiangan. Kecuali itu, sampai untuk mencegah gangguan hama seperti babi hutan, kebun-kebun tersebut dipagari. Pada saat inilah merupakan saat-saat sibuk bagi para petani Seringkali mereka tidur di kebun masing-masing, karena selain menyiangi kebun atau menjaganya dari gangguan hama, mereka juga mengerjakan semua persiapan panen, misalnya mencari rotan dan daun pandan yang merupakan bahan utama dari kerajang yang akan digunakan sehagai wadah untuk menyimpan atau juga untuk mangangkut hasil panen.

Bila padi sudah mulai menguning, pemilik kebun akan mengambil tiga mayang padi dari tengah-tengah kebunnya. Ketiga mayang padi ini ditempatkan pada tempat tertentu dalam rumah ( sabua ).

249