Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/256

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Tetapi apabila tidak ada ikan yang menyangkut dijala, jala itu dipindahkan ke tempat yang lain.
Lain halnya dengan menjala ikan yang dijalankan oleh banyak orang, maka cara ini hanya dilakukan oleh dua orang setiap sampan dan jala.
  1. Malote, yaitu cara menangkap penyu. Pada cara ini beberapa orang nelayan menaiki satu sampan besar. Sedangkan alat penangkap yang digunakan adalah semacam tombak yang beratnya berkisar antara 3 - 5 kg. Senjata ini diberi tali yang panjang. Jika ada penyu yang mereka lihat berenang di bawah sampan, alat ini (tombak) dilepaskan sampai mengenai penyu tersebut. Kemudian penyu itu diangkat dengan tali yang terikat di ujung tombak yang ada. Selain untuk memperoleh dagingnya, menangkap penyu terutama

    bermaksud untuk memperoleh kulitnya yang dapat dijual dengan harga yang mahal.

    Sistim penangkapan ikan yang telah dikemukakan diatas barulah merupakan beberapa contoh dari

    sekian banyak cara penangkapan ikan yang ada. Namun dengan contoh di atas, relatif dapat mewakili cara-cara yang ada, baik menyangkut sistim dan lokasi penangkapan.

Salah satu cara penangkapan ikan dengan menggunakan jala tradisionil, hingga kini masih dijumpai di kepulauan Sangihe adalah jala yang disebut kalasey. Jala ini dibuat dari bambu yang dibelah, dan setiap serpihannya sebesar satu jari. Panjang bambu yang dibelah ini antara 1 - 2 meter, Setiap serpihan ini kemudian diikat satu dengan yang lain sejajar, sama halnya dengan mengikat tikar rotan. Tapi antara serpihan satu dengan yang lain mempunyai jarak dua sentimeter. Lebar dari jala ini adalah sepanjang bambu yang dipotong. Sedang-

245