Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/172

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

gai kelompok minoritas merekalah yang menyesuaikan, meniru kebudayaan penduduk asli. Apabila terjadi perkawinan antara wanita Gorontalo dan Pria Minahasa atau sebaliknya, biasanya si wanitalah yang menyesuaikan diri dengan kelompok kehidupan suaminya. Artinya, apabila ada seorang wanita Gorontalo yang beragama Islam kawin dengan seorang laki-laki Minahasa, maka si wanita biasanya masuk kedalam keluarga suaminya dan hidup sebagai orang Minahasa.

Sebaliknya bila ada seorang wanita Minahasa kawin dengan seorang laki-laki dari Gorontalo, maka si wanita masuk warga Gorontalo dan hidup seperti orang Gorontalo. Dengan kawin mawin integrasi kebudayaan. Sebaliknya orang-orang Minahasa yang hidup menetap di Gorontalo, berusaha juga menyesuaikan diri dengan kehidupan dan kebudayaan daerah Gorontalo. Dengan adanya di kalangan kedua suku bangsa ini, maka terjadilah integrasi diantara mereka, terutama dalam kehidupan masyarakat kotanya (Manado dan Gorontalo).

Hubungan dengan daerah Bolaang Mongondow.

Yang paling erat berhubungan dengan kebudayaan Minahasa ialah kebudayaan daerah Bolaang Mongondow. Kedua daerah ini letaknya berimpit, sehingga sejak dahulu sudah terjadi kontak antara kedua suku bangsa, baik secara biologis (kawin mawin), maupun integrasi antara kedua kebudayaan. Sejak dahulu sudah terjadi perpindahan penduduk, karena perang antara kedua suku bangsa (abad 17).

Orang-orang Bolaang Mongondow menyerang orang Minahasa dan dapat menguasai daerah Minahasa Selatan. Banyak di kalangan mereka yang mengawini orang-orang Minahasa. Setelah orang-orang Minahasa berhasil menyusun kekuatan, mereka kemudian mengusir orang Gorontalo kembali ke daerahnya.

161