Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/135

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Kalimat-kalimat sanjak diatas ini dinyanyikan secara solo oleh salah satu seorang kemudian tiap selesai satu kalimat, diiringi secara koor para hadirin dengan menyanyikan motif kalimat lagu yang sudah permanen dengan deretan lagu yang tertentu yaitu :
a la i odenon artinya mari bernyanyi bersama. Disamping odenon juga tolibag dinyanyikan oleh para remaja sebagai pengungkapan rasa kalbu. Ungkapan kalbu itu disampaikan dalam bentuk sanjak berlagu dengan ujud tolibag. Seorang pemuda menyampaikan isi hatinya kepada sang pujaan hati.
Dahulu kala, semasa para pemuda belum bebas bertemu karena masih terikat oleh kungkungan adat, maka kesempatan bertolibag adalah pada saat diadakan upacara-upacara adat seperti upacara perkawinan, pesta menanam padi, memetik padi yang dikerjakan secara gotong-royong. Pada saat inilah seluruh kampung baik orang-orang tua, muda-mudi dan anak-anak saling berjumpa. Pada saat-saat seperti itulah para remaja saling bertemu, melemparkan senyum dan lirikan mata, mencari calon pujaan hati yang dimulai dengan percakapan biasa. Apabila perkenalan sudah mulai intim, maka dimulailah dengan ungkapan-ungkapan secara tamsilan yang kemudian berubah menjadi tolibag, yaitu isi kalbu yang disampaikan kepada seseorang dalam bentuk sanjak berlagu yang berisi kiasan. Sang jejaka melemparkan tolibagnya kepada seorang gadis yang dituju.
Gadis yang mendengarnya berusaha untuk membalasnya dengan tolibag pula. Peristiwa seperti itu biasanya disaksikan oleh kaum keluarga dan kerabat kenalan yang hadir dan akhirnya akan diketahuilah oleh umum bahwa kedua remaja itu sedang saling mengajuk isi hatinya masing-masing, yang kemudian akan menjelma menjadi suatu ikatan batin yang bakal disatukan dalam suatu perkawinan resmi.
Contoh tolibag seorang pria yang ditujukan kepada wanita :

124