Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/113

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
dari katun atau bahan yang lebih halus (tetoron dll.) seseuai dengan kemampuan daya beli dari penduduk, sebagaian besar produksi dalam negeri dan sebagian kecil produksi luar negeri.
b. Cara pengolahannya.
Pada zaman dahulu pakaian yang dibuat dari kulit kayu direndam air selama beberapa hari, kemudian kulit kayu tersebut dipukul-pukul dan seratnya dibuka disebut lanut: pakaian dari kulit kayu dan tenunan serat nenas tidak terdapat lagi.
Pakaian katun pada unumnya diolah oleh pabrik-pabrik.
2. Pakaian-pakaian upacara.
Asal bahan mentahnya :

Sebelum perang dunia ke II pakeian upacara sebagian ditenun sendiri oleh penduduk Bolaang Mongondow, bahan mentahnya dari serat nenas atau benang katun, akan tetapi hasil kerajinan tersebut sekarang tidak diketemukan lagi.

Kini, pakaian upacara adat bahan mentahnya dari katun dan tetoron. Pakaian laki-laki disebut baniang. Pakaian perempuan disebut salu.

Wanita memakai pakaian kebaya, sarung dan selendang.

Peralatan dalam upacara adat.

- Dalam upacara adat kaum pria memakai dester,semacam kain atau lenso yang diikat di kepala. Di samping itu kain pelekat yang diikat di pinggang yang disebut pomerus.

Memakai selendang di bahu kanan.

102