Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/102

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
b) Menelepag, asal kata pelepag ialah tempat yang sengaja dibuat sebagai tempat meletakkan bahan-bahan penganan/sajian seperti bail dari sagu = (sagu yang diisi dalam bulu), nasi kuning ayam, telurnya sebagai persembahan kepada dewa-dewa leluhur yang dianggap sakti (kitegi Duta = kitegi bontung), hal semacam ini biasa dilakukan oleh seseorang di kebun-kebun pada waktu penanaman, dengan maksud memintakan agar tanamannya tidak dirusak oleh binatang dan memperoleh hasil yang memuaskan. Akan tetapi setelah masuknya agama Islam ke daerah Bolaang Mongondow upacara-upacara tersebut diatas berangsur-angsur mulai hilang.

7. Pertanian di sawah.

Penanaman padi di sawah sebagian besar dilaksanakan dengan intensifikasi (Bimas) yakni menggunakan bibit-bibit unggul seperti daimansi, intan, hogani (padi raja), barogong dan jenis padi unggul lainnya, serta pemakaian pupuk. Dengan jalan intensifikasi pertanian, hasilnya, dapat berlipat ganda berkat prasarana yang disediakan pemerintah berupa persediaan bibit yang baik dan pembuatan irigasi untuk mengairi persawahan dan perluasan tanah pertanian. Luas areal persawahan di daerah Bolaang Mongondow tahun 1969 berjumlah : 7.838 Ha. Tahun 1976 berjumlah : 12.432 Ha. Terdapat kenaikan perluasan 4.594 Ha (Selayang pandang tentang perkembangan tata pemerintahan pembangunan Kabupaten Tingkat II Bolaang Mongondow).
Jumlah persawahan yang dapat di Bimas/Inmas sejak 1976 sebanyak 8.226 Ha.

Jumlah penghasilan besar :
Sejak tahun 1969 sebanyak 16.096 ton beras.

91