- 2 -
roda tiga buah turbin. Turbin-turbin inilah yang memutar dinamo raksasa dan menghasilkan listerik. Itulah sentral listerik PLTA. yang di kelola oleh seorang insinyur Indonesia yang bernama Ir. Yanuar Muin.
Persis dibawah Titi yang melintasi jalan raya itu terdapatlah sebuah bendungan. Dari bendungan inilah mengalir air untuk mengisi Kolam Tando. Sebelah atasnya terdapat sebuah tugu berbentuk seorang wanita Minang. Ia mengulurkan kedua belah tangannya dan memegang sebuah cerana. Malam hari cerana itu menyinarkan cahaya lampu. Listerik yang terang benderang. Sebab isinya bukannya sirih, tembakau dan gambir melainkan bola bola lampu ratusan watt.
Kita kembali ke jembatan di pintu masuk kota tadi. Sebelah kanan akan memasuki jembatan itu dahulu ialah tempat pembuangan sampah. Setiap manusia yang akan masuk kota naik kendaraan apa saja, maka mata dan hidung mereka akan terbentur pada temasa yang kurang sedap dan bau yang kurang enak. Pemandangan pada bukit sampah dan bau aroma busuk dari bukit sampah itu.
Truk-truk sampah setiap hari memuntahkan isinya menambah tingginya bukit sampah itu. Sungguh tak nyaman bila akan masuk kota harus disambut oleh temasa yang kurang elok itu. Bukit sampah itu semakin hari semakin melebar dan bertambah luas.
Sebenarnya kita kurang ahli. Sebab sampah yang sudah membukit, malahan menggunung itu ialah sumber kompos yang dapat berharga sebagai pupuk.