Halaman:ADH 0013 A. Damhoeri - Segumpal Emas Dibawah Kakiku.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 23 -

tafsirkan sebagai suatu komando dari pihak Republik untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda. Belanda mengganggap alasan untuk mulai menimbulkan permusuhan sudah datang. Lalu dengan mendadak sontak saja Belanda menutup perairan sungai Musi. Kapal perangnya dan motorbot-motorbot bermuatan serdadu-serdadu mondar mandir di perairan sungai Musi. Semua kapal, perahu apa saja yang lewat di geledah mereka dengan alasan mencari senjata. Tindakan Belanda itu tentu saja menghangatkan suasana dan memperuncing situasi.

Belanda mulai memancing-mancing pasukan kita untuk saling bentrokan. Pada waktu itu mereka membuat markas di Talang Semut, Benteng, Kompleks Caritas, Bagus Kuning, Plaju dan Talang Betutu.

Pada suatu hari seorang Kapten TRI. selaku pimpinan pasukan Napindo tanpa sebab musabab ditembak Belanda ketika dia lewat dekat Caritas dengan sepeda motor. Tetapi Kapten itu hanya luka-luka saja. Dan dua hari kemudian ia sudah ber tugas kembali. Yaitu sesudah ia dirawat di Rumah Sakit di Jalan Inderapura. Tetapi kemudian kapten A. Rivai itu gugur juga di Sungai Jeruju.

Kira-kira pukul 11.00 WIB pada tanggal 1 Januari 1947 yaitu sewaktu Kapten A. Rivai ditembak dekat Caritas sebuah konvoi Belanda yang terdiri dari: sebuah jeep, dua buah power wagon dan tiga buah truk penuh berisi serdadu Belanda muncul dari Benteng. Konvoi itu bergerak kearah Jalan Sudirman.

Entah bagaimana mulanya setiba konvoi itu dekat Mesjid Agung mereka menembaki pos-pos tentara ki-