-13-
rum bunyi mobil di segenap pelosok kampung. Anak mereka datang berlari-lari sambil berteriak-teriak:
" Anda asyuk,... anda asyuk,...." terus menerjang kedalam rumah. (Belanda masuk,..Belanda masuk ).
Bahrein kalang kabut. Wajahnya pucat pasi.
"Tak mungkin lari lagi kanda," kata isterinya. " Sembunyi saja keatas loteng...."
Bahrein menggapai-gapai untuk naik keatas loteng karena tangga tidak ada pula. Tetapi sebelum ia sampai keatas loteng suatu suara guntur terdengar dihalaman:
" Hayo,... semuwa lelaki turuuuuun,... turuuun!" Seorang opsir Belanda, tinggi besar, rambutnya perang, matanya biru, kulitnya seputih susu sudah berdiri didepan pintu, Ditangannya di putar-putarnya sebuah pistol, Bahrein tak dapat mengelak lagi. Ia di giring serdadu Belanda itu ke sebuah truk yang berhenti dipinggir jalan.
" Jangan bawa suami saya, tuan!" jerit isteriya, " dia bukan tentara!"
" Kowe diaaam, God ver dikki," bentak Belanda itu sambil mendorong-dorong Bahrein dengan pistol di punggungnya. Anaknya ber lari-lari menuruti ayahnya.
" Papa,...papa,..." jerit anaknya, Tetapi Belanda itu menghadapkan laras senjatanya kepada anak kecil itu sambil berseru:
" Zeg, keleine, ayo pulang, kowe punya ayah tida apa-apa....." Anak kecil itu gementar ketakutan,
Dan pagi itu mereka berhasil membawa membawa beberapa orang laki-laki, Mereka ialah yang terlambat