Halaman:ADH 0013 A. Damhoeri - Segumpal Emas Dibawah Kakiku.pdf/10

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 6 -

Tugu itu bisu. Tugu itu tak pandai ber bicara. Jadi kalau tak tahu sejarahnya kita dapat mengartikan macam-macam tentang maknanya. Mungkin seseorang akan men tafsirkan begini:

"Hai penduduk kota! Dibawahku ini ialah timbunan sampah. Lain kali buanglah sampah-sampah itu ke sungai itu!" Patung itu menunjuk ke sungai. Persis ke air terjun.

Tetapi membuang sampah kedalam sungai apalagi kedalam parit dapat menyebabkan penyakit lain lagi. Terjadi pencemaran. Apalagi jika air itu dipergunakan.

Maksud didirikan tugu itu disana tak ada kaitannya dengan sampah. Sedikitpun tidak. Tidak mempunyai hubungan dengan timbunan sampah dibawah kakinya. Namun memang ada hubungannya dengan jembatan dan sungai itu. Justeru karena jembatan itulah di bangun tugu itu. Jembatan itu dinamakan: ' Jembatan Ratapan Ibu'. Apa pula hubungannya jembatan dengan meratap? Tentu ada kisahnya. Dan baiklah tugu itu sendiri kita suruh ber cerita. Kita ibaratkan tugu itu benar-benar sebuah makhluk bernyawa. Dan pandai ber cerita. Ya, supaya agak kocak sedikit.

Namaku si Tugu. Tugu Jembatan Ratapan Ibu. Yang membuatnya seorang pematung bernama Arby Samah. Biayanya dibantu oleh seorang jutawan bernama Haji Marlius yang ber mukim di Ibu Kota. Aku sendiri tak tahu berapa harganya. Tetapi itu bukan masalah.

Belum berapa hari sesudah aku di resmikan datanglah ke tempatku penduduk kota ber duyun-duyun.