Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/7

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 3 -

"Tetapi pekerjaan yang lama itu tak lantas lagi diangan saya, kak."

"Mengarit maksudmu?"

"Ya!"

"Jadi...?"

"Saya akan mencari lapangan lain."

"Ah, disinipun kamu tidak akan kekurangan pekerjaan. Asal mau dan ulet kesempatan selalu terbuka. Tanah kita kaya, hutan kita kaya, kita diam diatas bumi yang subur dan kaya raya."

"Benar kata kakak itu," jawab Sibarani. "Itu bergantung kepada teman-teman saya nanti. Tapi,... eh abang mana?"

Sibarani baru sadar bahwa setelah beberapa lama bercakap-cakap abangnya belum juga tampak. Isteri abangnya tertawa.

"Abangmu kini sudah terbalik edong. Sudah beberapa bulan ia tinggal dalam hutan. Ia membuka ladang gambir. Selama itu dia tak pernah pulang ke kampung. Seakan-akan dia merantau lebih jauh dari kamu. Sayalah yang mengantarkan perbekalannya sekali sepekan kesana. Kini gambirnya itu sudah hampir akan dikempa. Kalau kau mau tentu kau dapat membantu abangmu itu Kini ia sendirian saja dalam hutan itu. Tidak mau membawa teman. Sayapun tidak dibolehkannya lama-lama disana."

Sibarani termangu-mangu.

" Dimana abang membuat ladang, kak?"

" Jauh benar, sudah hampir ke Subayang, empat jam perjalanan dari sini. Kini hari Selasa hari Sabtu yang akan datang saya akan kesana mengantarkan perbekalan. Apakah akan saya pesankan?"

Sibarani berpikir-pikir sejenak.

" Tak usah, kak, Biar saya pergi sendiri menemuinya, Tetapi sebelumnya saya ingin menemui dua orang teman saya dahulu, Mereka ma merantau dengan saya. Dan kami sama-sama pulang pula, Dan kamipun sama-sama punya sebuah rencana. Tetapi apa rencana itu belum akan saya katakan, Kalau tak jadi nanti kami malu. Mulut orang kampung kita ini agak lain, Kakak maklum sifat orang kampung kita bukan?"

"Ia, saya maklum, tak ubahnya sebagai kuda binal. Didahulukan dia menggigit, dikemudiankan dia menyepak. Disuruhnya memanjat. Bila sudah tinggi kita ditarikkannya kebawah. Senang kita dia bergunjing, miskin kita di pijak-pijaknya, ya semua serba salah....."