Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 29 -

" Silukah??" Dimana itu?" tanya yang memegang kuali.

" Di Kempar Kiri dan saya sudah tersesat dalam hutan. Dimana tempat ini saudara?" tanya Sibarani dan berlaku sangat letih sekali.

" Kenapa sanak dapat tersesat sampai sejauh itu? Ini daerah Tambang dalam daerah kenegarian Balai Panjag, Lima puluh Kota....."

" Kami mulanya berjalan empat orang. Ditengah jalan ketiga teman saya menghilang sehingga saya tinggal sendirian. Saya tak tahu jalan lagi dan terseok-seok kemana saja dan sudah bebeapa hari saya dalam hutan. Dan barulah sekarang saya berjumpa dengan manusia, aduuuuh......"'

" Dan tujuan sanak kemana sebenarnya?"

" Tujuan kami semula ialah akan pergi ke Batu Belang untuk menemui seseorang yang bernama Mardana....."

"O, Batu Balang. Untuk sampai kesana, sanak harus lewat Taram." Ia menunjuk sebuah bukit berbentuk kerucut yang ditelungkupkan.

"Nah, itu bukit Taram dan desa Taram terletak dibawah bukit itu, Pergilah sanak kesana dan dari Taram sudah mudah meneruskan perjalanan ke Batu Balang......" .

" Terima kasih saudara,..." Jalu Sibarani seakan-akan bangkit dan akan melanjutkan perjalanannya. Orang itu tertawa dan berkata:

" Nampaknya desa itu sudah dekat sanak, tetapi sebenarnya masih jauh. Dan kami lihat sanak sudah sangat letih. Bermalam sajalah disini dahulu dan besok pagi baru melanjutkan perjalanan......."

Pucuk dicinta ulam datang," memang itu benar tujuan Sibarani. Ia tak berkata apa-apa lagi dan menurutkan kedua orang itu yang berjalan menuju sebuah barak atau pondok-pondok yang erletak disebelah daerah itu. Setelah bertemu dengan kawan-kawannya diterangkannya bahwa ia menemui seseorang yang kesasar dan disuruhnya bermalam ditempat meeka untuk besok melanjutkan perjalanan menuju Taram terus ke Batu Balang.

Diluar barak itu atau pondok yang bentuknya memanjang Sibarani duduk diatas sebuah bangku-bangku dan berbuat seperti seorang tolol yang sedang keletihan benar. Ia mengipas-ngipas tubuhnya dengan sehelai destar tetapi matanya mulai memperhatikan ke daan tempat itu.

Beberapa orang sedang sibuk dalam perit dan dalam sebuah kolam kecil yang keruh airnya. Tangan mereka tak berhenti-hentinya bergerak.

Seorang yang agak tua dan kemungkin dia kepala rombongan itu datang menghampiri Sibarani dan duduk dekatnya.